Antara (ANTARA News) - Menteri Keuangan AS Henry Paulson dan Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke tengah mencari persetujuan Kongres prihal rencana Depkeu dan bank sentral AS menalangi kredit macet untuk mengatasi semakin dalamnya krisis kredit di negara itu. Paulson dan Bernanke akan menerangkan keadaan terakhir pasar keuangan kepada Kongres malam ini, kata juru bicara Depkeu Michele Davis. Para wakil rakyat AS sendiri telah mengingatkan pemerintah bahwa akan sulit bagi Kongres untuk bertindak cepat guna mengatasi krisis kepercayaan pada pasar keuangan AS mengingat pekanya jadwal kegiatan dewan legislatif. Dua senator Partai Demokrat, Christopher Dodd dan Charles Schumer, menerangkan pada Federal Reserve bahwa mendapat persetujuan Kongres untuk mengeluarkan 200 miliar dolar AS dari kocek Depkeu akan melewati proses yang alot di Kongres. "Federal Reserve dan Depkeu memahami bahwa kami menginginkan solusi yang lebih komprtehensif," kata Schumer yang berencana menawarkan inisiatif mengguyuri bank-bank bermasalah dengan likuiditas baru hari ini. "Saya telah berbicara mengenai hal ini," kata anggota Komite Ekonomi Bersama Kongres AS itu. Schumer mendesak Depkeu untuk menginjeksikan dana ke perusahaan-perusahaan keuangan AS dengan balasan kepemilikan saham dan hak memulihkan lagi kredit perumahan perusahan-perusahaan itu sampai terlihat layak di mata konsumen. Schumer mendukung model penyelamatan gaya era Depresi Besar dalam wadah Reconstruction Finance Corp (RFC) yang berseberangan dengan inisitiaf Republik yang ingin membentuk Resolution Trust Corp (RTC). "Dengan membentuk RTC lain yang menjual aset-aset murah semasa krisis keuangan 1990an berarti itu mengalihkan risiko yang luarbiasa besar ke pemerintah AS tanpa menghiraukan keselamatan para pemilik properti," kata Schumer. Belakangan ini, makin banyak wakil rakyat AS yang mendukung respon lebih kuat menghadapi krisis keuangan yang dipicu oleh gagal bayarnya kredit perumahan di negeri itu. Krisis ini telah menghempaskan Lehman Brothers Holding Inc ke kebangkrutannya dan memaksa pemerintah mengambilalih Fannie Mae, Freddie Mac dan American International Group Inc (AIG). Campurtangan The Fed makin dalam setelah pada 14 September 2008 bank sentral AS ini menyetujui aksi penyelamatan kolateral yang lebih luas termasuk dalam menginjeksi modal lewat konversi utang bank menjadi investasi (pemerintah). Hari ini bank sentral AS menyatakan pinjaman talangan untuk perusahaan-perusahaan sekuritas telah melonjak mencapai rekor terbesar 59,8 miliar dolar AS. Demi mengabulkan permintaan The Fed, Depkeu meluncurkan program dana tambahan ke bank sentral yang memungkinkan the Fed memperkuat neraca keuangannya. Depkeu menyatakan diperlukan 200 miliar dolar AS dalam program dana talangan untuk perusahaan-perusahaan keuangan buruk kredit itu. "Saat ini kami tengah bekerjasama membuat instrumen-instrumennya," kata Paulson di Gedung Putih tiga hari lalu. Menurut dia, Depkeu dan para wakil rakyat tengah bahu membahu memetakan sesuatu langkah guna melindungi sistem keuangan AS lewat instrumen-instrumen yang dimiliki Depkeu dan The Fed. Ketua Mayoritas DPR Steny Hoyer sebaliknya mengingatkan semua pihak bahwa membentuk satu program penyelematan bergaya RFC mensyaratkan dukungan Kongres dan itu tak bisa dilakukan dengan segera karena Kongres harus bersiap dengan pemilihan presiden pada 4 November mendatang. Juru bicara bank sentral Michelle Smith tak bisa menanggapi pernyataan Steny ini. "Pembicaran dengan Depkeu dan The Fed mengenai langkah lebih permanen setelah rangkaian intervensi pemerintah (ke pasar keuangan) akan membuat mereka (the Fed) kesulitan menjalankan perannya dalam kebijakan moneter yang justru tugas utama mereka, dan bukannya mengerjakan hal lain (yang bukan kewenangannya)," kata Steny. The Fed telah mengalirkan 85 miliar dolar AS untuk mengambilalih AIG dua hari lalu, beberapa jam setelah memutuskan mempertahankan suku bunga pada level yang sudah ada demi menghindari penarikan dana besar-besaran oleh investor. "Ada beberapa pembicaraan pendahuluan mengenai bagaimana memisahkan dua hal penting tentang fokus bank sentral pada kebijakan moneter yang adalah tugas utama (The Fed) dengan upaya mencegah terjadinya konflik kepentingan," kata Schumer. Para wakil rakyat agak ragu mengambil sikap karena langkah Paulson ketika mengakuisisi Fannie Mae dan Freddie Mac malah membuat Lehman Brothers Holding bangkrut. The Fed juga mengakuisisi AIG setelah sebelumnya setuju menyalurkan 29 miliar dolar AS dalam kerangka akuisisi bersama dengan JP Morgan Chase & Co terhadap aset Bear Stearns Cos. "Rangkaian intervensi ad-hoc di pasar uang dalam sepuluh hari terakhir adalah langkah penting untuk menghindari kekacauan sistemik. Namun, kami tidak bisa meneruskan aksi tanpa koordinasi dan dukungan resmi (legislatif)," kata Schumer. Dalam rancangannya, Schumer ingin yang pertamakali menyelamatkan sistem keuangan adalah pemerintah sebelum kemudian diserahkan ke pihak lain. Ketua Komisi Keuangan DPR AS Barney Frank, seorang demokrat dari Massachusetts, menawarkan Kongres membentuk sebuah badan dengan peran khusus membeli kredit-kredit macet. Senator Hillary Rodham Clinton, mantan lawan Barack Obama dalam kontes capres partai Demokrat, juga mengusulkan membentuk satu lembaga gaya 1930an semasa Depresi Besar untuk menghentikan krisis keuangan kali ini. "Kita perlu Korporasi Penanganan Utang Debitur Kredit Perumahan (HOLC era 1930an) modern. Tidak boleh ada lagi sempalan atau pasar yang direkayasa tanpa mengkarantina aset-aset yang sudah jatuh nilainya," kata Hillary. HOLC telah membeli kredit hipotek dan menerbitkan kredit baru dengan besaran yang layak sehingga membantu warga tinggal nyaman di rumahnya, kata Clinton. Juru bicara Gedung Putih Dana Perino lalu mengatakan Gedung Putih terbuka pada opsi apa pun. Para senator Demokrat bergegas ke Kongres bersama mantan menkeu Lawrence Summers yang dulu mendesak Kongres mensahkan paket stimulus ekonomi jangka pendek, kata Kent Conrad, anggota partai Demokrat North Dakota, yang menghadiri pertemuan itu. Summers, ekonom lulusan Universitas Harvard yang mantan menkeu semasa Presiden Clinton, merekomendasikan stimulus tersebut karena sekarang ini AS dilanda krisis kehilangan kepercayaan sekaligus ketidakseimbangan dua sisi ekonominya, belanja dan investasi, yang akhirnya membuat sisi permintaan oleng. (*)

Pewarta: Alison Vekshin dan Jim Rowley
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008