Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda dijadwalkan menghadiri Sidang Majelis Umum ke-63 PBB di New York, Amerika Serikat (AS), 19 September-5 Oktober 2008. Sidang itu antara lain akan membahas krisis pangan dan energi, restrukturisasi PBB, pelucutan senjata dan terorisme, perubahan iklim, hak wanita dan anak-anak serta isu perdagangan manusia. "Di sela-sela rangkaian sidang PBB tersebut, Menlu juga dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan dwipihak, rencananya ada 37 pertemuan namun hingga saat ini yang sudah ada kecocokan waktu sebanyak 23," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri RI Teuku Faizasyah di Ruang Nusantara Jakarta, Jumat. Menurut Faiza, selama di New York Menlu antara lain akan melakukan pertemuan dwipihak dengan presiden Uni Eropa, Menlu Serbia, Menlu Irak, Menlu Mesir, Menlu Belanda, Menlu Somalia, Menlu Tanzania, Menlu Polandia, Menlu Irlandia dan Sekjen PBB. Sejumlah tema yang akan diusung oleh Menlu antara lain adalah isu perubahan iklim, pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), ketahanan pangan, Islamophobia, dan krisis energi. Sementara itu isu krisis pangan yang selama ini diusung oleh Indonesia dalam forum-forum internasional, menurut Jubir Deplu akan dibahas secara khusus dalam jamuan makan malam dengan tuan rumah Sekjen PBB sebagai bagian dari sidang PBB tersebut. "Isu krisis pangan ini sejak awal tahun ini telah acap diangkat oleh Presiden Yudhoyono di berbagai forum guna menggalang kepedulian internasional," katanya seraya menyebutkan bahwa Indonesia menginginkan suatu pengaturan terkait upaya mengubah jenis-jenis bahan pangan tertentu menjadi bahan bakar. Indonesia, lanjut dia, berharap pengalihan fungsi sejumlah jenis bahan pangan itu jangan semata-mata didasarkan pada nilai ekonomi namun juga perlu memperhatikan pasokan pangan dunia. Lebih lanjut Faiza mengatakan bahwa dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga, Indonesia memiliki ketahanan pangan yang relatif lebih baik.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008