Banda Aceh (ANTARA News) - Sepanjang Januari hingga September 2008 terjadi 10 kasus flu burung (Avian Influenza) pada unggas di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kabid Kesehatan Hewan pada Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan NAD, Drh Helmi di Banda Aceh, Jumat, merincikan sepuluh kasus tersebut terjadi Kota Banda Aceh (empat kasus), Langsa (dua kasus) dan Aceh Utara, Aceh Timur serta Kota Subulussalam masing-masing satu kasus. Kendati demikian, kasus flu burung yang menyerang unggas tersebut hingga saat ini tidak terdapat pada manusia. Namun pihaknya tidak dapat merincikan berapa banyak unggas yang sudah dimusnahkan karena terkontaminasi virus H5N1 tersebut. Data dari dinas terkait, sejak Juni 2005 hingga Maret 2008, 11 dari 23 kabupaten/kota serta 41 kecamatan dan 76 desa di Aceh tertular flu burung. Ke-11 kabupaten/kota yang terjangkit yaitu Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Tamiang, Pidie, Banda Aceh, Aceh Selatan, Lhokseumawe, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Hingga saat ini daerah yang dianggap masih aman dari flu burung yaitu daerah kepulauan seperti Kota Sabang dan Kabupaten Simeulue karena mata rantai penyebarannya lebih mudah diawasi. Untuk mengurangi risiko tingginya penyebaran virus pihaknya membentuk Tim Partisipatory Disease Surveilans Respons (PDSR) di setiap Kabupaten/Kota yang bertugas turun langsung ke lapangan jika ditemukan adanya laporan unggas yang mati mendadak. Selain itu juga memperketat pengecekan unggas oleh tenaga Post Check Point di setiap garis perbatasan Aceh yakni, di Kabupaten Tamiang, Aceh Tenggara, dan Kota Subulussalam yang melakukan biosekuriti (melalui penyemprotan) pada setiap unggas dan ternak yang masuk ke Aceh.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008