Jakarta, (ANTARA News) - Hasil riset dari Quest Research Indonesia (QRI) bekerja sama dengan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) menunjukkan bahwa keinginan masyarakat untuk mengikuti pemilu ternyata masih cukup tinggi, yakni sebesar 74,5 persen. Kesimpulan tersebut terungkap dalam peluncuran hasil riset QRI dan IISIP tentang "Persepsi dan Sikap Masyarakat terhadap Partai Politik" di Jakarta, Jumat. Dari hasil riset itu, sebanyak 8,9 persen responden menyatakan pasti tidak akan ikut pemilu (golput) dan 16,5 persen menyatakan belum tahu. "Namun tingkat partisipasi mereka bisa saja menurun, tergantung dari hasil kampanye partai baru, dan kinerja pendataan calon pemilih," kata Enny Suryanjani, dosen IISIP, ketika menyampaikan hasil riset. Hasil riset juga menyimpulkan bahwa sekitar 18 persen pemilih telah memiliki pilihan partai yang akan dipilih pada Pemilu 2009, sedangkan sisanya sebanyak 82 persen menyatakan masih belum menentukan pilihan. Dari hasil riset juga diketahui bahwa 70,6 responden menilai parpol yang ada saat ini tidak mampu melakukan perubahan, sedangkan sisanya sebesar 39,4 persen menilai parpol mampu membawa perubahan. Sejalan dengan itu, kata Enny mengatakan, sebanyak 67,7 persen responden memberikan penilaian "buruk" parpol yang ada. Mereka beralasan antara lain parpol itu hanya mengumbar janji (28,6 persen), tidak memperhatikan rakyat (14,8 persen), lebih mementingkan diri dan partai (13,2 persen), tidak mampu menyejahterakan rakyat (9,8 persen) dan tidak mampu melakukan perubahan (9,8 persen). Sedangkan 32,6 persen responden yang menilai "baik" pada parpol sebagian besar (37,3 persen) beralasan bahwa kehadiran parpol membuat kondisi politik Indonesia lebih demokratis. Sementara itu, peneliti QRI Hero Wasto mengatakan, riset QRI-IISIP tersebut dilakukan pada pertengahan Juni 2008 terhadap sekitar 14.229 responden yang tersebar di 20 provinsi, 49 daerah pemilihan dan 112 kabupaten, dengan tingkat kepercayaan 99 persen dan tingkat kesalahan plus minus satu persen. Quest Research Indonesia merupakan lembaga riset independen yang baru berdiri pada Mei 2008. Sementara itu, ketika responden ditanya tentang partai mana dianggap relatif mampu membawa perubahan, sebanyak 24,8 persen menjawab PDIP, disusul Golkar (20,7 persen), PKS (16,2), Partai Demokrat (15,7), PAN (8,6), dan sisanya partai lain. Namun posisi PDIP bergeser ketika responden ditanya tentang partai pilihan mereka pada Pemilu 2009. Golkar menempati urutan pertama yang dipilih 26 persen responden, diikuti PDIP (25,7), Partai Demokrat (12), PKS (12), PKB (6,9), PAN (6,6), PPP (4) dan Partai Demokrasi Pembaruan (2,3).

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008