Sidoarjo (ANTARA News) - Ersofia Widhiyanto (31), asal Perum Graha Mutiara Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jumat melaporkan ke polisi, setelah merasa menjadi korban penipuan. Informasi yang dihimpun ANTARA, menyebutkan, mobil Toyota Avanza Nopol W-1087-NO miliknya yang diperjualbelikan, dibawa kabur Kardi yang di KTP-nya tercantum sebagai anggota Polri. Kejadian itu berawal ketika pelaku yang mengaku sebagai anggota Polri, Rabu (17/9) datang ke tempat penjualan mobil di Perum Graha Mutiara Kecamatan Sukodono. Kedatangan pelaku yang pura-pura membeli mobil, mengajak korban untuk ke rumahnya dengan alasan mengambil uang. Setelah harga cocok, korban diajak ke rumah pelaku dengan saksi Sudargo di Perum Surya Asri Kecamatan Buduran Sidoarjo. Saat berangkat, yang mengemudikan mobil adalah pelaku sendiri. Sampai rumah yang dituju, korban dan saksi diminta menunggu. Sementara pelaku, pura-pura menghubungi istrinya yang mengaku bekerja di BCA untuk mengantarkan uang. Karena istrinya lama tak datang, pelaku ijin pinjam mobil untuk menyusul istrinya. Namun, hingga Jumat (19/9), mobil korban belum juga kembali. Sedangkan rumah yang dibuat menunggu pelaku, ternyata pemilik rumah tidak kenal dengan pelaku. Menyadari telah tertipu, korban cepat-cepat melapor ke Polres Sidoarjo. Kasatreskrim Polres Sidoarjo AKP Isbari SH ketika dikonfirmasi sebelum menyerahkan jabatannya untuk pindah menjadi Kapolsek Krembangan, Surabaya, membenarkan adanya laporan tersebut. Sementara itu, motor Honda NF 125 TR nopol W-6806-RO milik Drs H.Munif Hasan MA (49), PNS asal Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo hilang saat diparkir di kantornya. Kasatreskrim Polres Sidoarjo AKP Isbari SH membenarkan adanya kejadian tersebut dan pihaknya masih melakukan penyelidikan dan melacak pelaku. Menurut korban, motornya diparkir ditempat parkir khusus di Kantor Departemen Agama Jalan Monginsidi Kecamatan Kota Sidoarjo. Kemudian, oleh korban ditinggal masuk kantor. Sekitar pukul 14.30 WIB, korban pulang dan melihat motornya sudah tidak ada di tempatnya semula. Atas hilangnya motor tersebut, korban merasa heran, karena di parkir tempat khusus dan lokasinya di halaman dalam kantor. "Jika bukan orang yang tahu seluk beluk Kantor Departemen Agama, tak mungkin berani mencuri motor," tambahnya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008