Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary mengatakan, desain surat suara yang saat ini disimulasikan masih dapat berubah asalkan tetap mengacu kepada prinsip efisiensi, mudah dan akurat. Hasil simulasi desain surat suara, katanya di Jakarta, Senin, akan menjadi bahan pertimbangan KPU untuk menetapkan surat suara yang digunakan dalam pemilu 2009. Menentukan surat suara juga perlu memperhatikan lipatannya. Hafiz mengatakan, garis lipatan diusahakan tidak mengenai kolom gambar partai dan caleg. Saat ini simulasi surat suara berlangsung di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ia mengatakan dari simulasi ini akan diketahui tingkat kesalahan penandaan surat suara. Surat suara yang disimulasikan terdiri dari dua bentuk yakni vertikal dan horizontal. Kolom nama dan nomor caleg berada di bawah kolom tanda gambar dan nama partai. "Simulasi itu untuk mengetahui apakah memberikan tanda centang menimbulkan banyak kesalahan, seberapa banyak kesalahannya," katanya. Secara pribadi Hafiz mengkhawatirkan akan ada banyak kesalahan dalam penandaan karena kolom nama dan nomor caleg terlalu sempit. "Kita khawatir banyak surat suara yang tidak sah karena tanda centang mengenai nama caleg yang lain," kata Hafiz. Setelah simulasi surat suara di Sidoarjo dengan melibatkan 500 pemilih, simulasi juga akan dilaksanakan di Papua (23/9) dan Nanggroe Aceh Darussalam pada pertengahan Oktober. "Kita cari (desain surat suara) yang mudah yang seperti apa. Kalau banyak kesalahan, bisa diganti," katanya. KPU akan mengkonsultasikan hasil simulasi surat suara kepada DPR. Namun keputusan akhir ada pada KPU. Apabila sudah ditetapkan, maka surat suara tidak mungkin berubah. Sementara itu, dalam simulasi ini juga akan diukur waktu yang dibutuhkan untuk menandai, menghitung hasil, dan rekapitulasi suara. "Kita ingin tahu kesulitan apa yang terjadi," katanya. Menurut Hafiz, waktu yang tersedia bagi KPU untuk menentukan desain surat suara sangat sedikit. KPU menargetkan pada Oktober desain surat suara telah selesai. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008