Tokyo (ANTARA News) - Bintang bulutangkis Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, akan mengejar gelar ketiganya tahun ini di Super Series di China Masters pekan ini, setelah akhir pekan lalu menjuarai Jepang Terbuka, yang membantu mengatasi kekecewaannya di Olimpiade. Setelah sebulan latihan dan memulihkan kepercayaan dirinya, ia berhasil mengalahkan pebulutangkis nomor satu dunia, Lee Chong Wei, 21-17, 21-11 untuk menjuarai Jepang Terbuka, suatu balas dendam atas kekalahannya 21-9, 21-11 di perempatfinal Olimpiade Bejing dari pebulutangkis Malaysia itu. "Saya benar-benar kecewa atas kekalahan saya di Olimpiade. Tetapi, saya tahu bahwa perjalanan saya masih panjang sebagai pemain bulutangkis dan masih banyak turnamen lainnya yang akan saya hadapi," kata pebulutangkis berusia 24 tahun itu, yang merebut medali perunggu di Olimpiade Athena empat tahun lalu. "Saya benar-benar kerja keras untuk memulihkan diri," katanya. "Saya berlatih tiga pekan hingga sebulan, dengan harapan menghadapi Chong Wei di turnamen ini dan mengalahkannya," kata Sony, yang kini menduduki posisi keenam dunia dan menjuarai Indonesia Terbuka bulan Juni. "Saya pasang target di Jepang Terbuka dan China Masters. Saya tetap fokus, tetapi bermain secara tenang dan santai," katanya. "Saya merasa sangat senang menang di sini dan membuktikan bahwa kemampuan saya tidak selalu di bawah Chong Wei," katanya. Mengenai adanya kecenderungan persaingan mereka selama ini, Sony secara mengejutkan mengalahkan Lee Chong Wei di babak 16 besar di kejuaraan dunia tahun lalu, sebelum ia dikalahkan Lin Dan dari China di final. Di Beijing, Lin Dan menundukkan Lee dalam pertarungan memperebutkan medali emas Olimpiade. Dengan Lin Dan dan Lee tidak ambil bagian di China Masters, Sony menjadi favorit juara di Changzhou, sementara turnamen kedelapan dari 12 turnamen Super Series itu akan dimulai hari Selasa. Pemain Indonesia lainnya, Simon Santoso yang berperingkat delapan dunia, menjuarai Taiwan terbuka sepekan sebelumnya. "Saya yakin Indonesia mempunyai banyak pemain berbakat. Saya harap pemenang di China akan berasal dari Indonesia," kata Sony. Lin Dan, seorang prajurit di Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), menolak ambil bagian di Jepang Terbuka atau mempertahankan gelarnya di China Masters, dengan menyebut perlu istirahat setelah sibuk berpekan-pekan merayakan perolehan medali emas di Olimpiade, yang membuatnya tidak bisa latihan. Lee mengundurkan diri dari China Masters, sementara ia harus berjuang memulihkan kondisinya, setelah ia menjadi satu-satunya atlet Malaysia yang meraih medali di Beijing dan beristirahat penuh selama beberapa hari. Ia mengatakan ia tidak yakin apakah ia akan ambil bagian di Makau terbuka pekan depan. "Saya ingin beristirahat dan memulihkan diri sebelum memutuskan kapan saya akan bermain lagi di masa mendatang," kata Lee. "Saya terperangkap oleh irama permainan Sony dan tidak dapat mengatasi kecepatannya," katanya setelah kalah dalam waktu 41 menit. "Saya tidak bisa bergerak seperti yang saya inginkan dan saya benar-benar marah karenanya." Pelatihnya, Misbun Sidek, mengatakan Lee perlu datang ke Jepang untuk mempertahankan gelar juaranya, meskipun ia menderita flu sepekan sebelumnya. "Ia harus berjuang. Secara normal, ia tidak pernah berjuang keras dan ia bermain apa adanya. Sudah cukup bagus baginya dapat mencapai final," kata Sidek, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008