New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah merosot pada Selasa waktu setempat, karena menguatnya dolar AS dan kekhawatiran permintaan yang mendorong aksi ambil untung (profit taking). Sebagaimana dilaporkan AFP, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November, jatuh 2,76 dolar AS per barrel menjadi ditutup pada 106,61 dolar AS. Kontrak Oktober pada Senin, ditutup pada 120,92 dolar AS setelah mencapai posisi tertinggi 130 dolar AS. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November merosot 2,96 dolar AS pada Selasa menjadi mantap pada 103,08 dolar AS per barrel. Harganya melompat 6,43 dolar AS pada Senin. Berkembangnya keraguan tentang rencana "bailout" 700 miliar dolar AS untuk perusahaan-perusahaan finansial membebani pasar berjangka. Kenaikan haga besar-besaran di pasar New York pada Senin, sebagian didorong oleh harapan bahwa rencana penyelamatan tersebut akan mengamankan ekonomi terbesar dunia (AS) dari kejatuhan, yang pada gilirannya akan memicu permintaan energi. Pada waktu yang sama, kekhawatiran tentang biaya penyelamatan terhadap ekonomi Amerika dan apakah itu akan bekerja, telah mendorong dolar turun tajam. "Rally" pada Senin juga didorong oleh faktor teknikal karena kontrak minyak New York untuk pengiriman Oktober telah berakhir pada Senin. "Sebuah pelemahan dolar, kebingungan tentang munculny rencana bailout dan berlanjutnya penutupan kekurangan produksi setelah badai baru-baru ini, seluruhnya bergabung menekan keras para pemegang "short positions" berlari untuk menutupnya," kata Mike Fitzpatrick, analis di MF Global. Dolar AS "rebound" pada Selasa, menekan harga minyak, menurunkan permintaan minyak yang dihargakan dalam dolar dari para pembeli yang menggunakan mata uang lemah. "Minyak melemah (pada Selasa), koreksi setelah (Senin) membumbung dan mencatat kenaikan historis, dengan berkembangnya kekhawatiran tentang rencana bailout utang sektor finansial AS," kata Michael Davies dari broker Sucden di London. "Disana banyak, termasuk kami, yang merasa bahwa optimisme kami telah terlihat sejak berita rencana pecah Kamis lalu." "Rencana AS masih jauh dari kepastian dan tidak akan membantu kerusakan ekonomi riil akibat gejolak baru-baru ini," kata dia. Ketua Federal Reserve Ben Bernanke dan Menteri Keuangan Henry Paulson mengatakan kepada Kongres dalam sebuah dengar pendapatn dengan senat Selasa, bahwa persetujuan rencana penyelamatan 700 miliar dolar AS sangat diperlukan untuk mencegah ekonomi AS dari penurunan lebih lanjut. Kekhawatiran pasokan juga menekan harga minyak. Produksi minyak mentah AS di Teluk Meksiko masih belum pulih ke produksi normal 1,3 juta barrel per hari, tiga pekan setelah badai Gustav dan Ike melanda kawasan tersebut. Pada Selasa, dua per tiga produksi di Teluk masih off-line, dibandingkan dengan 75 persen pada Senin, kata departemen dalam negeri AS. "Pasar mengkhawatirkan tentang ketatnya pasokan akibat badai Ike dan Gustav ditambah kekhawatiran badai tropis lainnya yang dapat menjadi sebuah masalah," kata Phil Flynn, analis Alaron Trading.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008