Surabaya (ANTARA News) - Nasionalisme para kyai dan santri jangan diragukan lagi karena kiprahnya dalam perang kemerdekaan hingga masa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah tidak diragukan lagi. "Di depan sana ada Museum NU (Nahdlatul Ulama), merekam sejarah NU dari mulai masa perang kemerdekaan," kata tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur Choirul Anam dalam Silaturahim dan buka puasa bersama dengan Wapres Jusuf Kalla dan tokoh kyai Langitan Abdullah Faqih di Graha Astranawa Surabaya, Minggu. Kyai Anom yang juga Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) itu mengatakan, Museum NU juga merekam terbentuknya pasukan Hizbullah dan Sabilillah untuk memerangi kolonialisme. "Seragamnya masih ada di sana," katanya. Demikian pula bukti-bukti perlawanan para kyai dan santri dalam melawan sekutu dan ketika mulai membangun perpolitikan bangsa di mana puluhan kyai NU menjadi anggota Masyumi dan membentuk partai sendiri. Kyai dan santri NU juga tidak diragukan lagi dalam melawan pemberontakan G30S/PKI di mana berapa banyak kyai dan santri NU yang menjadi korban keganasan PKI. "Sebentar lagi peringatan G30S/PKI, kami berharap jangan ada lagi kudeta seperti PKI," tambah Choirul Anam. Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla menjanjikan pendidikan di pesantren akan ditingkatkan anggarannya tahun depan seperti juga pendidikan umum. "Dulu hanya guru negeri yang dapat bantuan. Tahun depan insya Allah guru swasta juga, termasuk guru pesantren," kata Wapres yang saat itu mengenakan baju koko putih disambut tepuk tangan.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008