Jakarta, 28/9 (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan debat calon presiden yang akan berlangsung dalam proses Pilpres 2009 mendatang dapat berlangsung dengan tertib, sehingga masyarakat dapat mengetahui pandangan dan visi masing-masing calon presiden. Berbicara dalam acara buka bersama dengan wartawan di Istana Negara, Jakarta, Minggu, Presiden Yudhoyono mengatakan ketertiban pelaksanaan debat calon presiden dapat dilakukan antara lain dengan membatasi jumlah pendukung masing-masing calon presiden yang hadir dalam debat tersebut. "Saya berpikir untuk debat capres mendatang hendaknya bisa tertib dan perlu diatur apakah suporter masing-masing capres ada, karena bisa saja teriakan atau tepukan justru menganggu dan akibatnya masyarakat tidak dapat mengetahui pemikiran masing-masing capres," katanya. Kepala Negara menambahkan bila berlangsung tertib, maka rakyat bisa memahami konsep-konsep yang dituturkan masing-masing capres. "Saya juga mengharapkan debat dalam Pilkada dapat berlangsung seperti itu," paparnya. Hal tersebut diungkapkan Presiden setelah membandingkan debat politik yang ada selama ini di tanah air dengan debat calon presiden AS, antara Barack Obama dan Jhon McCain. Kampanye menyerang Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga menyinggung tentang mulai bermunculannya sejumlah tokoh yang akan maju menjadi calon presiden dalam Pilpres 2009 mendatang. Presiden Yudhoyono mengatakan kemunculan tokoh-tokoh tersebut disertai dengan kampanye dalam berbagai bentuk, termasuk kampanye yang menyerang kebijakan pemerintah. "Saya memahami bila dalam kampanye itu seakan dijadikan musuh bersama. Itu realita politik dan kita harus siap menghadapi berbagai kemungkinan," katanya. Termasuk adanya indikasi kampanye kotor atau yang dikenal dengan "black campaign", Presiden mengatakan hal itu menodai proses demokrasi yang tengah berkembang di tanah air. "KPU tentu akan membuat aturan kampanyenya, saya percaya rakyat masih memiliki hati dan bisa merasakan mana yang benar dan mana yang tidak. Bila tidak benar tentu rakyat akan memberi sanksi sosial, sementara bila melanggar hukum ada aturan hukumnya," tegas Kepala Negara. Menghadapi serangan terhadap kebijakan pemerintah, Presiden Yudhoyono mengatakan tidak perlu semua hal ia tanggapi. "Bila saya tanggapi semua, maka saya tidak akan pernah kerja. Demikian juga bila saya terlalu reaktif, maka tentu akan menimbulkan kegaduhan politik. Nanti saatnya tentu semua itu akan saya 'counter', karena bila tidak bisa-bisa rakyat menganggap hal itu benar," paparnya. Presiden dan Ibu Negara didampingi oleh Mensesneg Hatta Radjasa, Seskab Sudi Silalahi dan Menkominfo Muhammad Nuh serta sejumlah staf kepresidenan berbuka puasa bersama dengan wartawan yang sehari-hari meliput kegiatan Presiden Yudhoyono. Usai berbuka puasa dan melaksanakan shalat Maghrib dan Isya, acara dilanjutkan dengan dialog Presiden dan para wartawan mengenai sejumlah hal yang saat ini menjadi isu hangat di dalam negeri. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008