Tokyo, (ANTARA News) - Hujan gerimis yang membasahi Tokyo sejak Selasa pagi ternyata tidak menghalangi ratusan warga muslim Indonesia yang berduyun-duyun mendatangi Balai Indonesia untuk melangsungkan kegiatan takbiran. Warga muslim Indonesia itu terus berlangsung hingga tengah malam dan pada keesokan harinya, guna bersama-sama melaksanakan salat Idulfitri dan sekaligus berlebaran. Hingga tengah malam, sekitar dua ratus muslim Indonesia telah berkumpul di Balai Indonesia yang secara tradisi memang menjadi pusat kegiatan takbiran bagi warga Indonesia di wilayah Kanto (Tokyo, dan kota-kota sekitarnya). Walau hanya dengan mengumandangkan suara takbir, ceramah singkat dan membaca Alquran, tetap dilakukan dengan semangat oleh warga Indonesia yang sebagian besar adalah para pekerja magang atau kerap disebut dengan "kenshushei` (dalam bahasa Jepang). Berbeda dari di Indonesia, yang secara tradisi takbir dilakukan dengan melakukan kegiatan berkeliling dan kadang-kadang diwarnai dengan pemasangan petasan. Kegiatan takbiran di Jepang umumnya hanya dilakukan di tempat dengan mengumandangkan takbir dan membaca Alquran. Di Jepang sendiri ada larangan melakukan kegiatan yang dapat mengundang keramaian atau keributan karena dinilai menganggu ketenteraman warga setempat. "Jadilah kami melaksanakan takbiran seperti ini," kata Ribut Rianto, salah seorang anggota panitia pelaksana kegiatan Idulfitri. Mengenai jumlah yang hanya berkisar ratusan orang, Ribut mengatakan memang berkurang jauh, karena lebaran kali ini jatuh bukan pada hari libur (Minggu, red) seperti Lebaran tahun lalu. Menurut salah seorang kenshushei asal Surabaya, Nuriaman, dirinya bersama rekan-rekan lainnya terpaksa meminta izin untuk cuti sehari dari pekerjaannya agar bisa menjalankan salat Ied dan berlebaran. "Setiap tahun kami memang datang ke Tokyo untuk takbiran. Selain itu juga bertemu dengan teman-teman Indonesia lainnya sekadar untuk melepas kangen, setelah bekerja keras di Jepang selama ini," kata Nuriaman yang tinggal di daerah Saitama. Sementara itu, Ketua Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia (KMII) di Jepang, Amir Radjab Harahap, mengatakan awal bulan Syawal jatuh pada 1 Oktober 2008, sehingga salat Ied dilangsungkan pada tanggal itu juga. "Sedangkan acara Open House akan dilangsungkan di Wisma Duta, kediaman Dubes pukul 11.00 hingga 14.00," kata Kepala Protokol dan Konsuler KBRI Tokyo itu. Lebaran tahun lalu, sekitar 3.000 warga Indonesia tumpah ruah di Balai Indonesia untuk melaksanakan salat Ied. Setelah itu berbondong-bondong berangkat menuju kediaman Dubes untuk bersilahturahmi dengan sesama warga Indonesia lainnya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008