Den Haag (ANTARA News) - Ratusan warga negara Indonesia yang berada di Belanda, Rabu, memadati Masjid Al Hikmah di Den Haag, Belada, untuk merayakan hari raya Idul Fitri 1429 Hijriah. Selain warga Indonesia, kaum muslim yang bukan dari Indonesia juga ikut merayakan Idul Fitri di masjid yang dikenal sebagai masjid jamaah Indonesia itu, wartawan ANTARA melaporkan Kamis pagi. Sholat Idul Fitri ini, dibagi dalam dua tahap karena kapasitas mesjid tersebut, tidak dapat menampung membludaknya jamaah. Bahkan ada diantara mereka yang tidak sempat menunaikan sholat Id karena sudah tidak mendapatkan tempat. Sholat Id ini, langsung dipimpin imam dan khotib Essem Mokhtar Attabrani. Usai menunaikan sholat Id, Attabrani menyampaikan khotbahnya tentang kearifan dan kebijaksanaan. Dia menggambarkan bahwa kebijaksanaan dan kearifan itu merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dia menerangkan, orang yang kurang arif dan bijaksana, dapat membawa atau pada hal-hal yang merugikan dan kurang menghargai sesama. Orang-orang seperti itu lanjutnya, cenderung lebih menghargai nyawa hewan dibandingkan dengan nyawa manusia. Dia mencontohkan suatu peristiwa yang terjadi di Indonesia. Ketika ada orang yang menabrak kucing, orang itu merasa takut. Bangkai kucing tersebut langsung diambilnya, dibungkus lalu dikubur layaknya manusia. Akan tetapi bila yang ditabrak itu adalah manusia ujarnya, orang tersebut langsung lari. "Itu sebabnya ada yang namanya tabrak lari. Sepertinya mereka lebih takut pada kucing," jelas Attabrani. Sementara itu, usai shalat idul fitri , kaum muslim asal Indonesia melakukan silaturahmi ke wisma Duta Besar Indonesia untuk kerajaan Belanda. (*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008