Medan (ANTARA News) - Keluarga para korban kapal kayu yang tenggelam di perairan Malaysia pada Selasa, (30/9) pagi berdatangan ke Pelabuhan Teluk Nibung, Tanjung Balai, Sumut. Wartawan ANTARA dari Pelabuhan Teluk Nibung, melaporkan, para keluarga korban itu mulai berdatangan dari berbagai daerah di Pulau Sumatera ke Pelabuhan Teluk Nibung sejak Kamis, (2/9) sore. Kondisi keramaian para penjemput itu menyebabkan suasana pelabuhan yang berbatasan dengan Selat Malaka itu menjadi seperti pasar malam. Yanto, (34) warga Pematang Siantar, mengatakan, dirinya beserta kedua orang anaknya telah berada di Pelabuhan Teluk Nibung sejak pukul 18.00 WIB menanti kedatangan KN Sarotama yang membawa isterinya. Dia menjelaskan, isterinya yang bernama Sri Lina, (33) yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia ikut menjadi korban kapal kayu yang tenggelam di perairan West Port, Klang, Malaysia pada Selasa, (30/9) pagi. Namun Sri Lina selamat bersama 125 orang WNI lainnya yang menumpangi kapal yang mengangkut barang dagangan tersebut. "Alhamdulillah isteri saya selamat dan tadi siang dia menelpon kami dan mengatakan malam ini akan tiba di Pelabuhan Teluk Nibung," ujarnya. Sementara itu di tempat terpisah Kepala Bidang Operasional Search And Rescue (SAR) Medan, Djony Sitorus, menyatakan, pihaknya telah menurunkan sebanyak enam orang personel SAR (pencarian dan pertolongan) Pos Tanjung Balai untuk membantu evakuasi korban dari laut ke darat. "Kami tidak menggelar operasi untuk kali ini karena sifatnya hanya membantu. Jadi enam orang personel kami di Pos Tanjung Balai dibantu dengan kesbanglinmas setempat akan mengevakuasi korban dan jenazah ke darat," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008