Jakarta (ANTARA News) - Lotte Group dari Korea Selatan akhirnya mengambil alih seluruh saham PT Makro Indonesia dari SHV Holdings NV menyusul penandatanganan kesepakatan antara keduanya dan para pemilik saham lainnya dari pusat perkulakan pertama di Indonesia tersebut. "Kami menerima tawaran dari berbagai pihak, dari para pemain lama dan baru di industri ini, baik dari dalam maupun luar negeri," kata Joost van Klink, jurubicara SHV dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa. Lotte Group terpilih setelah melewati rangkaian proses seleksi yang menyeluruh. Mereka telah menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk membawa bisnis ini ke arah lebih baik serta memiliki kesungguhan dan minat jangka panjang untuk berkecimpung dalam pasar ritel di Indonesia. Sejak pertengahan tahun ini, SHV Holdings NV sudah berencana untuk melepas kepemilikan sahamnya di PT Makro Indonesia. Salah satu alasannya adalah SHV Holdings akan memfokuskan strategi pengembangan Makro di negara lain, khususnya Thailand. Sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam perjanjian ini, Lotte Group akan mengambil alih gedung, tanah, kontrak sewa, karyawan dan inventaris Makro Indonesia sebagai satu paket yang menyeluruh. "Lotte Group akan mengambil alih Makro Indonesia sebagai bisnis yang masih memiliki usaha yang berjalan dengan baik, dan oleh karenanya, bisnis berjalan seperti biasa. Ke-19 gerai kami akan tetap buka dari jam 07.00 - 22.00 setiap hari," kata Presiden Direktur Makro Indonesia, Kuswanto Gunadi. Dalam beberapa bulan ke depan, Makro Indonesia dan Lotte Group akan bekerja dengan erat untuk memastikan bahwa proses transisi berjalan dengan lancar dan efisien sehingga mengurangi hambatan yang mungkin dialami oleh para karyawan, pelanggan dan pemasok. Siaran pers tersebut tidak mencatat berapa nilai transaksi pengambilalihan tersebut, namun kantor berita Korea Selatan, Yonhap menyebutkan, Lotte Shopping membeli 75 persen saham PT Makro Indonesia senilai 294 miliar won atau 221 juta Dolar AS. Lotte akan mengambilalih 4,7 juta saham PT Makro Indonesia melalui Lotte Shopping Holding, sementara perusahaan afiliasi mereka di Singapura membeli sisa 25 persen saham setelah memperoleh persetujuan dari pemerintah Indonesia. Makro Indonesia didirikan pada Oktober 1991 dan membuka gerai pertamanya di Pasar Rebo, Jakarta Timur bulan September 1992. Saat ini, Makro Indonesia memiliki sekitar 2.300 karyawan di 19 gerai di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Gerai-gerai tersebut tersebar di 13 kota, tujuh di antaranya di Jakarta, Tangerang, Bekasi dan masing-masing satu di Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan dan Makassar. Makro Indonesia melayani sekitar 500.000 pelanggan di seluruh Indonesia. Gerai-gerai itu menyediakan lebih dari 10.000 produk pangan dan non pangan bagi pelanggan profesional, termasuk Horeka (hotel, restoran, kafetaria, kantin dan katering), pedagang eceran dan perusahaan jasa. Sedangkan Lotte Group merupakan kelompok usaha yang bergerak dalam berbagai bidang usaha dan merupakan yang terbesar kelima di Korea. Lotte Group memiliki 45 perusahaan afiliasi dengan total aset mencapai 31 miliar Euro dan pendapatan bersih sebesar 23 miliar Euro pada tahun 2007. Lotte Group bergerak dalam berbagai jenis kegiatan bisnis seperti makanan dan minuman, distribusi ritel, petrokimia, konstruksi dan keuangan. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008