Jakarta (ANTARA News) - Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman senilai 600 juta dolar AS untuk mendukung dan meningkatkan program pendidikan Pemerintah Indonesia melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sehingga akses pendidikan dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia. "BOS merupakan contoh sempurna mengenai bagaimana upaya yang dipimpin pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran publik dan mendorong perubahan kelembagaan di negara berpendapatan menengah yang dinamis seperti Indonesia bisa sukses," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Joachim von Amsberg di Jakarta, Rabu. Program pinjaman untuk tahun anggaran 2008 bernama BOS-KITA (Bantuan Operasional Sekolah - Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) tersebut, katanya, ditujukan untuk membantu membiayai kegiatan yang meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya pelatihan untuk para guru dan lebih banyak bahan pengajaran. Menurutnya, investasi ini mencerminkan pendekatan baru Bank Dunia, yaitu skema "refinancing" atau penggantian sebagian pembiayaan proyek lepas. Dalam dua tahun mendatang, katanya, BOS-KITA akan membiayai sampai sebesar 600 juta dolar AS untuk program BOS pemerintah dengan nilai total lebih dari 2 miliar dolar AS. Program itu juga akan digunakan untuk menyediakan sebagian hibah BOS Pemerintah yang diberikan kepada sekolah dasar dan menengah pertama swasta melalui Departemen Pendidikan Nasional. Dengan demikian program ini akan semakin mendukung komitmen Pemerintah atas pengelolaan berbasis sekolah dengan memperkuat komite sekolah, terutama dalam perencanaan dan pengawasan pengeluaran BOS. Elemen utama keberhasilan BOS-KITA adalah transparansi, dimana rencana tahunan untuk penggunaan dana BOS dan laporan pengeluaran kuartalan akan dipasang secara terbuka pada papan pengumuman sekolah, tutur Joachim von Amsberg. "Program ini mereplikasi salah satu pelajaran terpenting yang dipelajari dari mekanisme pengembangan masyarakat - tekanan sosial dari masyarakat setempat yang memiliki informasi dapat menjadi pengaruh positif dalam mengurangi korupsi dan penyalahgunaan dana," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008