Liverpool, (ANTARA News) - Presiden UEFA Michel Platini Rabu memperingatkan bahwa sejumlah klub sepak bola Inggris tengah berada di ambang krisis identitas karena adanya arus masuknya para pemilik asing ke dalam klub-klub Liga Utama Inggris (Liga Premier). "Apakah Anda mau di klub Liverpool seorang Syeikh Arab menjadi presidennya dengan seorang pelatih asal Brazil dan sembilan atau sebelas pemainnya dari Afrika?" ujar Platini pada suatu konferensi pers, demikian diwartakan Reuters. "Jika demikian dimana (identitas) Liverpool-nya? Kita harus membuat beberapa peraturan," katanya. Sebanyak sembilan dari 20 klub liga utama dalam persepakbolaan Inggris berada di tangan pemilik asing dan ketua Asosiasi Sepak Bola Lord Triesman telah berbicara pekan ini mengenai perlunya tes yang lebih ketat bagi para calon pemilik yang datang dari luar negeri. Platini mengatakan masalah pemilik asing ini -- yang beberapa di antara mereka telah membebani klub-klub mereka dengan utang yang sangat besar -- adalah suatu permasalahan tersendiri bagi pemerintah Inggris, namun menambahkan bahwa UEFA tengah mengupayakan cara-cara untuk memperkenalkan peraturan yang sama di seluruh Eropa. Ketika berbicara di hadapan para tamu yang menghadiri upacara pembukaan ruang para tokoh termasyhur Eropa (hall of fame) di Museum Sepak Bola Nasional Inggris, Platini mengatakan, "Menurut pandangan saya, ini adalah undang-undang Inggris dan bergantung pada parlemen anda." "Sebenarnya apa itu sepak bola? Sepak bola adalah suatu pertandingan dan pertandingan ini sudah menjadi demikian populernya karena adanya identitas," katanya. "Anda harus memiliki identitas, karena disitulah tempat kepopuleran sepak bola berada, jika anda membawa sejumlah orang dari Qatar dan tidak ada satu pun pemain dari Liverpool atau Manchester sendiri di lapangan, lalu dimana (rasa) Liverpool atau Manchester-nya? "Saya kira hal tersebut kurang baik. Saya pikir orang Qatar harus berinvestasi saja di Qatar... mereka seharusnya mengembangkan sepak bola di masing-masing negara mereka. Tidak pergi dengan membawa uang dan datang ke suatu negara dan mengambil kesempatan dan kemudian pergi lagi," tambahnya. "Bisakah kita melakukan sesuatu untuk melawan keadaan itu? Saya akan berusaha melakukan sesuatu, saya tidak yakin apakah mungkin bisa melakukannya tetapi saya harus melihat undang-undang Eropa, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Ukraina, dan negara-negara lain di Eropa." Mantan playmaker Prancis itu juga mengecam klub-klub Inggris karena memburu secara gelap atau diam-diam para pemain yang masih sangat muda dari luar negeri ketika ia menekankan perlunya untuk "mengontrol transfer para pemain yang sangat muda usianya". "Ketika anda membeli Ronaldo atau Pele atau Maradona atau Robinho, tidak masalah bagi saya. Tetapi saat anda membeli para pemain yang masih berusia 13, 14 atau 15 tahun, Saya tidak menyukainya. Seorang pemain yang masih berusia 11 tahun datang dari Marseille ke Chelsea. Apakah hal itu menurut anda baik?," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008