dan Keuangan di Asean Jakarta, 10/10 (ANTARA) - Pada tanggal 7 Oktober 2008 di Dubai, Uni Emirat Arab, para Menteri Keuangan ASEAN telah melakukan pertemuan informal untuk membicarakan upaya bersama dalam mengembangkan kerjasama ekonomi dan keuangan di wilayah ASEAN. Para Menteri menegaskan kembali kepercayaannya atas daya tahan ASEAN dan kemampuannya dalam menahan goncangan yang terjadi pada pasar keuangan internasional. Selain itu, para Menteri juga menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan keuangan sekaligus memperkuat tingkat kompetensi di pasar global. Pertumbuhan GDP regional diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6.7%. Namun demikian, para Menteri menyadari bahwa fundamental ekonomi di ASEAN masih tetap kuat. Kondisi ASEAN saat ini lebih tertata sebagai hasil dari reformasi yang telah dilakukan dalam upaya perbaikan setelah terkena krisis pada tahun 1997. Negara-negara ASEAN telah memperkuat sustainabilitas fiskal, mengembangkan pasar modal, memperkuat kerangka pengawasan dan pengaturan sektor keuangan, mengurangi ketergantungan utang, dan meningkatkan jumlah cadangan devisa. Selain itu, negara ASEAN juga mempunyai kebijakan makroekonomi yang tepat dalam menghadapi tingginya tingkat inflasi global, yang mana hal tersebut memberikan tanda yang positif atas upaya meringankan dari tekanan harga. Upaya kapitalisasi yang kuat pada sektor perbankan dan institusi keuangan, rendahnya rasio pinjaman atas aset pada mortgage financing, dan lemahnya dampak langsung dari penurunan ekonomi Amerika Serikat dan credit market merupakan kekuatan penting dalam merespon situasi saat ini. Kekuatan ini juga menjamin bahwa sistem keuangan regional tetap melakukan fungsi intermediasinya secara efektif yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengumpulan modal. Namun, dalam menghadapi ketidakpastian dalam pasar keuangan global, para Menteri menegaskan pentingnya untuk tetap waspada. Para Menteri juga memutuskan untuk segera dapat mengimplementasikan Chiang Mai Initiative Multilateralisation(1) pada pertengahan tahun 2009 sejalan dengan inisiatif regional yang lain dalam upaya kerjasama dan integrasi regional. Dalam hal ini, para Menteri sepakat untuk memperkuat kapasitas ASEAN Sekretariat dengan membentuk sebuah kantor baru untuk Macroeconomic and Financial Surveillance di ASEAN Sekretariat. Upaya ini akan memainkan peranan yang penting dan efektif dalam memfasilitasi kerjasama ASEAN dengan Mitra Dialog untuk mendorong stabilitas keuangan regional dan mempercepat integrasi regional. Dalam hal ini, upaya ini akan memberikan kontribusi pada implementasi mekanisme surveillance regional yang kuat dan kredibel sebagai bagian dari CMI proses. (1) CMI Multilateralisation adalah inisiatif dari Para Menteri Keuangan ASEAN+3 yang dibangun berdasarkan Bilateral Swap Arrangement (BSA) dalam upaya menyediakan likuiditas jangka pendek melalui self-managed reserve pooling arrangement. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Samsuar Said, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Departemen Keuangan, Telp: (021) 384-6663, Fax: (021) 384-5724

Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2008