Seoul, (ANTARA News)- Amerika Serikat segera mencabut Korea Utara (Korut) dari daftar hitam terorismenya dengan harapan tindakan itu dapat menyelamatkan perjanjian perlucutan senjata nuklir, kata laporan-laporan, Jumat. Pyongyang, sementara itu meningkatkan tekanan dengan melarang para pemeriksa nuklir PBB ke kompleks-kompleks nuklirnya dan memperingatkan Seoul kemungkinan bentrokan angkatan laut di sepanjang perbatasan laut mereka yang disengketakan. Laporan-laporan itu mengatakan Washington , yang mengutus ketua juru rundingnya Christopher Hill ke Pyongyang pekan lalu, hampir mencapai persetujuan dengan negara komunis yang berhaluan keras itu mengenai prosedur pemeriksaan terhadap fasilitas-fasilitas nuklirnya. AS menegaskan negara itu harus menyetujui verifikasi sebelum pihaknya mencabut Korut dari daftar hitam terorisme. Korut siap memulai kembali kegiatan di fasilitas nuklirnya di Yongbyon sebagai protes penundaan itu. Suratkabar Korsel Chosun Ilbo mengatakan kedua pihak kini secara praktis mencapai satu kesepakatan bahwa Korut akan memulai kembali pembongkaran fasilitas Yongbyon dengan imbalan AS mencabut negara itu dari daftar hitam terorismenya. "Pembongkaran fasilitas nuklir Korut itu dan pencabutan Korut dari daftar hitam terorisme AS mungkin akan dilakukan paling cepat bulan ini," kata suratkabar itu mengutip pernyataan seorang pejabat pemerintah Seoul. "AS dan Korut telah membuat beberapa konsesi. Tetapi semua aspek penting verifikasi termasuk." Suratkabar Dong-A Ilbo memberitakan masih ada perbedaan mengenai verifikasi tetapi AS akan tetap akan mencabut Korut dari daftar hitam terorismenya, kemungkinan paling cepat Jumat, dan terus melakukan perundingan-perundingan. Kantor berita Jepang Kyodo mengatakan pencabutan itu akan dilakukan akhir bulan ini. Washington menyetujui bahwa verifikasi sekarang mencakup hanya program plutonium untuk bahan bom atom dan tidak program pengayaan uranium yang dirahasiakan. Jaringan televisi US Fox News yang mengutip para pejabat mengatakan pengumuman Menlu Condoleezza Rice Jumat waktu AS, , sementara yang lain-lainnya mengatakan satu keputusan belum dibuat. Jurubicara Gedung Putih Gordon Johndroe mengemukakan kepada AFP belum ada keputusan dibuat. "Kami akan harus memiliki satu perjanjian verifikasi sebelum kami mencabut Korut dari daftar hitam itu," tambahnya. Pyongyang menyetujui satu perjanjian bersejarah menyangkut bantuan untuk perlucutan senjata nuklir Februari 2007 -- hanya empat bulan setelah negara itu melakukan ujicoba senjata nuklir pertamanya -- yang ditandatangani oleh AS, Rusia, China , Jepang dan dua Korea. Korut menutup fasilitas nuklirnya di Yongbyon Juli tahun lalu, mulai membongkarnya Nopember, dan pada Juni menyampaikan satu deklarasi tentang kegiatan-kegiatan nuklirnya. Tetapi Korut marah pada AS karena masih belum mencabut Korut dari daftar hitam terorisme, yang menghambat sejumlah bantuan dan mengatakan pihaknya akan mengaktifkan kembali Yongbyon sebagai tanggapan atas tindakan AS itu. Pada hari Kamis, Badan tenaga Atom Internasional (IAEA) mengataan Korut melarang para pemeriksanya memasuki semua fasilitas di Yongbyon. Fasilitas pengolahan plutonium itu dapat memproduksi plutonium untuk bahan senjata. Korut, Jumat memperingati ulang tahun partai komunisnya tetapi tidak tahu apakah Kim Jong Il,66 tahun akan tampil di publik. Ketegangan meningkat dengan Korsel, angkatan laut Korut Kamis menuduh rekan Seoulnya memasuki perairan utaranya. "Situasi itu menjadi begitu tegang dan bentrokan angkatan laut mungkin meletus karena provokasi militer seperti itu semntara infiltrasi terus dilakukan kapal-kapal perang jauh ke dalam wilayah perairan Korut," katanya. Deplu AS mendesak Pyongyang "menghindari tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea." Deplu menyesalkan pengusiran para pemeriksa nuklir PBB dari fasilitas Yongbyon.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008