Tangerang (ANTARA News) - Guna berkoordinasi dengan pemerintah untuk menangani kondisi finansial terakhir, Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono segera kembali ke Tanah Air dari kunjungannya ke Amerika Serikat. "Beliau memang sudah mau kembali segera. Ibu Ani (Menkeu Sri Mulyani-red) yang tadinya juga mau ke AS, juga begitu. Artinya, sekarang ini kita merapatkan barisan," kata Jurubicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, ketika mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Masjid Bani Umar di Graha Bintaro Raya, Tangerang, Jumat. Namun, Andi tidak mau menjelaskan apakah keputusan Boediono mempercepat kunjungan itu atas permintaan Presiden Yudhoyono. Andi hanya kembali menegaskan bahwa saat ini pemerintah dan BI merapatkan barisan untuk mengatur kebijakan fiskal serta moneter dan memastikan semua kebijakan diambil pemerintah adalah tepat. Boediono dijadwalkan berada di Washington DC, AS, untuk menghadiri sidang International Monetery Fund (IMF) hingga 17 Oktober 2008. Namun, ia mempercepat kunjungan sehingga pada 13 Oktober 2008 sudah berada kembali di Indonesia. Andi membantah bahwa pemerintah, termasuk Presiden, dilanda kepanikan mengantisipasi dampak krisis keuangan global. "Oh tidak, makanya kita misalnya sekarang ada acara, kita pasti hadir. Kemarin, ada acara nonton laskar pelangi, ya kita nonton. Tidak perlu panik," ujarnya. Andi mengatakan pada pokoknya fundamental ekonomi Indonesia kuat sehingga tidak perlu terjadi kepanikan meski pemerintah terus memantau perkembangan situasi dunia. Mengenai sikap Presiden Yudhoyono yang hampir setiap hari mengeluarkan pernyataan tentang dampak krisis keuangan global, Andi mengatakan, itu bukanlah pertanda kepanikan. "Karena untuk meyakinkan pada masyarakat dan membuat mereka semua mengerti bahwa sistem bekerja. Presiden langsung memimpin semua berbagai macam langkah-langkah kebijakan," tuturnya. Tentang ditutupnya kembali Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, Andi mengatakan hal tersebut bukan karena pelaku pasar yang tidak mempercayai pernyataan maupun kinerja pemerintah. Menurut Andi, jatuhnya indeks saham disebabkan oleh pelaku pasar saham yang sebagian adalah orang-orang asing yang terpuruk di AS dan Eropa sehingga mereka berusaha mencairkan sahamnya di Indonesia guna menutupi kerugiannya di AS dan Eropa. "Jadi, ini bukan kitanya. Tapi, ini bagian dari situasi global dan lebih pada pemain-pemain yang bersifat global," ujarnya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008