Osaka (ANTARA News) - Sekitar seribu penonton yang mayoritas merupakan warga Jepang di Osaka dan sekitarnya, Jumat, terpukau menyaksikan pagelaran bersama dari puluhan seniman Indonesia dan Jepang yang menampilkan berbagai kesenian tradisional dari kedua negara. Kolaborasi seniman Indonesia - Jepang tersebut mendapat dukungan Konsulat Jenderal RI di Osaka, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan persahabatan kedua negara. Pagelaran juga sengaja memilih gedung pertunjukkan klasik "Osaka Central Public Hall, seperti ingin menunjukkan perjalanan persahabatan Indonesia - Jepang. Sebanyak 75 seniman asal Indonesia dan Jepang tampil bersama membawakan berbagai seni tari dan musik tradisional di dalam acara yang bertajuk "Indonesia-Japan Joint Cultural Performance", termasuk tarian yang biasanya hanya khusus dibawakan oleh Geisha, tarian Maiko. Dalam sambutannya Acting Konsul Jenderal RI Osaka Mozes Tandung Lelating mengatakan, kolaborasi seniman antara kedua negara sebetulnya sudah cukup sering diselenggarakan, namun ini merupakan pentas bersama terbesar yang pernah digelar. "Ini menunjukkan betapa erat hubungan budaya kedua negara. Apalagi hubungan kebudayaan memang bisa bertahan abadi, ketimbang hubungan ekonomi atau politik," katanya. Mozes mengatakan, pihaknya juga giat menggalakkkan hubungan antar masyarakat (people to people contact) karena dengan munculnya saling pengertian yang mendalam bisa berlanjut ke hubungan lainnya termasuk hubungan ekonomi yang saling menguntungkan secara permanen. Sementara itu Ketua Perhimpunan persahabatan Indonesia - Jepang di Kyoto, Hiroshi Hayashida mengatakan, Indonesia merupakan bangsa yang heteregon sehingga membuatnya sangat kaya dengan kebudayaan. "Jadi pentas seni semacam ini akan membuat pemahaman masyarakat Jepang terhadap Indonesia semakin mendalam yang pada akhirnya menimbul hubungan dari hati ke hati yang abadi," katanya. Kolaborasi budaya tersebut mendapat sambutan yang hangat dari berbagai pihak di Jepang, termasuk pemerintah lokal seperti Pemda Kyoto, dan Sakai yang masing-masing turut menyumbangkan Tari Maiko dan Tari Kujira. "Sewaktu KJRI Osaka memberitahukan niat untuk menggelar pentas budaya bersama, mereka langsung saja setuju, bahkan langsung ikut menyumbangkan acara," kata Konsul Penerangan KJRI Osaka Masni Eriza. Antusiasme senada juga ditunjukkan oleh sejumlah sanggar seni Jepang yang khusus mempelajari kesenian Indonesia, seperti Swa Gita pertiwi yang menampilkan tarian selamat datang "Panyembrama". Bahkan Sanggar Margasari, yang baru saja pulang dari rangkaian pementasan Indonesia ikut menyajikan berbagai langgam gamelan Jawa. Tarian Bali dan Jawa dan musik pop Indonesia bergabung bersama disuguhkan kepada publik Osaka. Sedangkan dari pihak Jepang selain menampilkan tarian Maiko yang terdiri dari serangkaian tarian, juga menyuguhkan musik flute, Minyou, dan Tari Kujira (satwa paus).(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008