Jakarta (ANTARA News) - Nia Dinata, produser film, kini mendirikan sebuah divisi produksi yang khusus menggarap film-film bertema ringan dan menghibur sehingga melebarkan sayap rumah produksi miliknya, Kalyana Shira Films. "Namanya `Happy Endings Pictures` yang merupakan salah satu divisi di Kalyana Shira Films. Tujuannya menggarap pasar film untuk anak muda dan semua umur," katanya di Jakarta, Jumat. Ia menjelaskan produksi pertama Happy Ending Pictures adalah film remaja "Gara-gara Bola" yang akan dirilis pada pertengahan Oktober ini. Film ini dibintangi Winky Wiryawan dan Herjunot Ali. Sutradaranya sineas muda Khalid Kashogi (Ogi) dan Agasyah Karim (Aga) yang baru pertama kalinya menyutradarai film. Produser film "Quickie Express" (2007) ini mengungkapkan didirikannya Happy Endings Pictures juga untuk melahirkan sineas-sineas muda yang kreatif di dunia perfilman Indonesia. "Kami sengaja mengajak para sineas muda untuk benar-benar merasakan bagaimana sih bikin film, mereka kami beri kesempatan untuk menggarap semua hal bahkan misalnya hingga detil yang kecil-kecil seperti poster filmnya bakal seperti apa," tambahnya. Ia mengatakan Happy Ending Pictures berusaha untuk mencari bakat-bakat baru dan muda untuk perfilman Indonesia. Dari mereka diharapkan akan lahir karya-karya segar, kreatif dengan skenario dan kualitas produksi yang nge-pop, serta standar sinema modern yang tidak asal jadi. Selain menggarap pasar film untuk remaja dan segala umur, ciri khas lainnya dari divisi tersebut adalah digunakannya format digital HDPro dalam penggarapan film. Nia berasalan penggunaan format digital ini karena gambar dan dana. "Bikin film dengan format ini bisa memangkas dana produksi hingga 50 persen, dan yang terpenting lewat format ini akan lebih baik bagi sutradara pemula sebab misalnya tidak pas dengan adegan yang sudah diambil bisa dihapus, sementara kalau format Celuloid 35mm kan biayanya cukup mahal," katanya. Terkait dengan film "Gara-gara Bola", Nia menjelaskan temanya secara garis besar adalah tentang cerita pinggiran di balik gegap-gempita Piala Dunia Sepak Bola 2006. "Film ini memang memerlukan waktu lama untuk bisa diluncurkan tahun ini. Naskahnya sudah ada sejak 2004 lalu, tapi karena para sineas dalam film ini baru pertama kali menjadi sutradara maka perlu banyak pembelajaran lewat workshop dan diskusi," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008