Banda Aceh (ANTARA News) - Mantan pemimpin tertinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Hasan Tiro, menyerukan masyarakat Aceh untuk memelihara dan menjaga perdamaian yang menyeluruh sejak ditandatanganinya kesepakatan (MoU) damai Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005. "Masyarakat Aceh, saya serukan untuk memelihara dan menjaga perdamaian yang menyeluruh dan jangan berusaha menghancurkan yang sudah tercipta," katanya di hadapan puluhan ribu warga Aceh di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Sabtu. Dalam pidato tertulis yang dibacakan mantan petinggi GAM Malek Mahmud, ia bertterima kasih kepada Pemerintah RI yang tetap komitmen kepada isi MoU Helsinki. Dalam tatap muka itu , Hasan Tiro juga menyampaikan jika masih ada yang bertentangan dan tidak menjalankan MoU Helsinki maka diserukan untuk kembali dan bersatu dengan masyarakat Aceh guna bersama-sama menjalankan isi yang sudah disepakati dalam MoU. Ia mengingatkan, selama 30 tahun konflik masyarakat Aceh sudah banyak kehilangan dan untuk itu harus membangun bersama dan harus berkorban. "Biaya perang memang mahal tapi biaya menjaga damai lebih mahal. Maka dari itu pelihara damai untuk kesejahteraan kita semua," tambahnya. Ia menyampaikan bahwa damai yang sudah dirasakan adalah hasil jerih payah masyarakat Aceh setelah jatuh korban ribuan jiwa dalam konflik dan akibat musibah tsunami 2004. Akibatnya semakin banyak anak yatim di Aceh, hal ini menurut dia harus menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memelihara mereka sesuai dengan kesepakatan dalam Mou Helsinki. Di samping itu perlu diingat bahwa proses perdamaian yang panjang dan alot sudah melahirkan kesepakatan yang sama-sama ditandatangani oleh Pemerintah RI dan pihak GAM merupakan pintu bagi terciptanya kebebasan dan perdamaian yang menyeluruh bagi semua pihak. Hasan Tiro juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Aceh untuk tetap menjaga persatuan dan jangan sampai terpancing pihak-pihak yang ingin berupaya menghancurkan perdamaian dan memecah belah Aceh yang tanpa disadari apabila tidak dibendung maka akan melahirkan kembali konflik. Pada kesempatan itu, Hasan Tiro menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya perdamaian di Aceh seperti Uni Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan individu antara lain mantan Presiden Finlandia Martii Ahtisaari serta mantan Sekjen PBB Kofi Annan. Teristimewa ucapan terima kasih disampaikan kepada Pemerintah RI yang tetap komitmen kepada isi moU Helsinki dan ia menghargai kebijaksanaan dan itikad baik yang sudah diambil Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono serta Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut dia , pemimpin RI itu sejak awal proses perdamaian pada 2000 sudah merintis jalan penyelesaian konflik dnegan perundingan bukan dengan senjata. Saat pidatonya dibacakan Malek Mahmud, Hasan Tiro dan sejumlah mantan petinggi lainnya tampak duduk di kursi di atas mimbar yang disiapkan sejak beberapa hari sebelumnya di halaman Masjid Raya. Hasan Tiro tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Besar dengan menumpang pesawat carter bersama rombongan setelah sekitar 30 tahun tinggal di luar negeri dan menjadi warga negara Swedia. Bersama rombongan ikut serta antara lain Gubernur Irwandi Yusuf dan sejumlah mantan petinggi GAM yakni, Malek Mahmud Muzakkir Manaf serta Dr Zaini Abdullah. Selain itu juga terlihat mediator MoU Helsinki, Farid Husein dan Juha Crhistensen.

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008