Padang (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Bangsa Indonesia tidak perlu takut berlebihan menghadapi krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), karena dampaknya dinilai tidak terlalu besar bagi perekonomian Indonesia. "Krisis tersebut dampaknya tidak terlalu besar, dan bisa kita atasi dengan kekuatan nasional," kata Wapres di Padang, Sabtu, ketika membuka forum Silaturahmi Saudagar Minang (SSM) 2008. Menurut dia, guna mengantisipasi krisis tersebut, Indonesia hanya perlu mengoptimalkan produksi nasional, baik bidang perkebunan, tambang dan yang lainnya. Selama ini, kata Wapres, ekspor Indonesia hanya berupa komoditi perkebunan seperti sawit, karet dan coklat, jadi tidak ada yang perlu dikurangi, karena tingkat kebutuhannya masih tergolong tinggi. Berbeda dengan China yang kini sudah mengekspor barang mewah, seperti mainan anak-anak, mesin dan yang lainnya, kemungkinan akan sangat terpengaruh. "Kita berbeda, yang kita ekspor itu adalah kebutuhan yang kemungkinan tidak akan berpengaruh besar," katanya. Jusuf Kalla mengatakan yang perlu dijaga adalah kegiatan ekonomi di pasar-pasar tradisional. Selama pasar tradisional masih tetap hidup, dan berjalan normal, tidak akan terlalu besar dampaknya mengganggu perekonomian nasional. Wapres mengatakan krisis itu tentu akan berpengaruh, namun tidak terlalu besar. Pengaruh tersebut di antaranya sulitnya investasi dan pencairan kredit dari pihak asing, namun Indonesia katanya tidak perlu khawatir, karena masih punya dana APBD hampir Rp200 triliun yang belum dicairkan, serta dana-dana lainnya. Jadi, kata dia, Indonesia masih punya kemampuan untuk bertahan agar tidak terimbas dampak krisis dan tidak usah terlalu khawatir. "Ekonomi dunia boleh sulit, kita tidak akan sesusah itu," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008