Jakarta, (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono mengatakan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menjaga agar rupiah tidak bergejolak secara tajam. "Kita melakukan apa yang harus dilakukan. Menggunakan kebijakan moneter, menggunakan cadangan devisa dengan pruden, semua kita coba supaya gerakan dari rupiah itu tidak bergejolak secara tajam," katanya di Jakarta, Senin. Sementara itu, Direktur Utama PT Finan Corpindo, Edwin Sinaga, mengatakan kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi menguat setelah Bank Indonesia (BI) berencana mengontrol bank yang bermain valas, sehingga peredaran dolar AS di pasar domestik bisa dipantau lebih jauh. Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik menjadi Rp9.820/9.830 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.850/10.050 per dolar AS atau naik 30 poin. Direktur Utama PT Finan Corpindo, Edwin Sinaga mengatakan, aksi BI mengakibatkan sejumlah bank hati-hati dalam bermain valas, sehingga rupiah yang sejak pekan lalu terpuruk kembali membaik. "Kami optimis kontrol BI yang dilakukan itu memberikan dampak positif terhadap pasar khususnya rupiah," ucapnya. Kenaikan rupiah pada awal pekan ini diharapkan akan berlanjut, apalagi krisis keuangan global diperkirakan mulai mereda setelah sejumlah bank sentral sepakat menyuntik dana ke pasar untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih baik. Rupiah pada sore nanti diperkirakan akan tetap menguat, karena sentimen positif pasar cukup kuat untuk memicu kenaikan itu, asalkan pasar tenang tidak bergejolak seperti sebelumnya. "Kami memperkirakan kondisi pasar tidak bergejolak seperti sebelumnya, setelah ada suntikan dana dari sejumlah bank sentral," tambahnya. Akhir-akhir ini, rupiah terus tertekan. Menurut data kurs tengah Bank Indonesia, rupiah sempat menguat pada level Rp9.593 per dolar AS pada Rabu (8/10), rupiah terus melorot. Pada Senin ini (13/10) rupiah mencapai Rp9.865 per dolar AS. Sementara itu, cadangan devisa per 29 September 2008 mencapai 57,108 miliar dolar AS, atau menurun 1,248 miliar dolar dibandingkan satu bulan sebelumnya, 29 Agustus 2008 yang mencapai 58,356 miliar dolar AS.(*)

Pewarta: wibow
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008