London (ANTARA News) - Yen muncul sebagai pemenang terhadap dolar AS dan euro pada Rabu waktu setempat, karena Jepang relatif dilihat sebagai sebuah `safehaven` (tempat berlindung) dalam badai finansial di tengah kekhawatiran potensi resesi yang mendalam. Para dealer mengatakan, sekalipun ekonomi Jepang telah melambat taja, bank-bank dan institusi keuangannya tampak dapat mengatasi krisis lebih baik daripada kebanyakan dan mata uangnya terlihat aman untuk para investor yang gelisah. Suku bunga Jepang yang luar biasa rendah, dengan acuan suku bunga bank sentral 0,5 persen, tetapi itu terlihat tidak menjadi disinsentif dengan kekacauan di pasar-pasar saat ini. Dolar biasanya diperlakukan sebagai mata uang safehaven dan secara umum selama krisis ini naik meski Amerika Serikat menjadi pusat badai. Para dealer mengatakan itu dapat dijelaskan, dalam bagian paling sedikit, oleh bank-bank AS, perusahaa-perusahaan dan para investor yang menjual aset-asetnya dalam upara repatriasi tunai untuk menutup komitmen pada rumah, karena itu memberikan dorongan naik terhadap dolar. Dalam perdagangan terakhir di Eropa, euro berada pada 137,79 yen, turun dari 139,01 yen di New York akhir Selasa. Euro juga turun menjadi 1,3547 dolar dari 1,3618 dolar. Dolar melemah menjadi 101,54 yen dari 102,07 yen. Para dealer mengatakan euro terpukul oleh kekhawatiran pelambatan di Jerman, ekonomi terbesar Eropa, setelah Kanselir Angela Merkel memberika keterangan tentang penurunan ekonomi. Sementara dolar, berada di bawah tekanan setelah Janet Yellen, kepala Federal Reserve cabang San Francisco, yang mengatakan Selasa, bahwa Amerika Serikat "tampak menjadi berada dalam sebuah resesi." Lebih lemahnya dari perkiraan penjualan ritel dan data AS lainnya tidak membantu dan terhadap latar belakang itu, yen terlihat dinilai layak, kata para dealer. "Karean Jepang belajar pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, itu memakan waktu beberapa tahun, untuk memecahkan kredit seret (credit crunch) melalui penjualan sebagian besar dari aset-aset yang `non-performing`," tulis para analis Barclays. "Ditambah lagi, kami pikir pasar-pasar finansial akan fokus pada kemerosotan dalam posisi fiskal AS dalam proses pelepasan dari aset-aset non-performing, yang akan menjadi negatif bagi dolar. Karena itu, kami perkirakan yen terus terapresiasi dalam jangka menengah," kata mereka. Para analis pada Brown Brothers Harriman membuat poin serupa tentang kemungkinan tekanan pada dolar akibat dari rencana bailout besar-besaran. "Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang utama dengan pasar fokus pada akibat dari pengumuman paket penyelamatan finansial dan karena para pejabat mulai menyelasikan rencana-rencana paket tersebut." "Ditambah lagi, dengan melemahnya ekonomi global, beberapa perbandingan antara rencana stimulus dapat juga menjadi fokus," kata mereka. Dalam dasar itu, pound Inggris mendapat dukungan, setelah London menjadi yang pertama mendorong gagasan pengambilan langsung saham di bank-bank, sebuah usulan yang hanya diambil baru-baru ini oleh Amerika Serikat dan Eropa. Dalam perdagangan terakhir Rabu, euro dipindahtangankan pada 1,3547 dolars terhadap 1,3618 akhir Selasa, 137,79 yen (139,01), 0,7784 pound (0,7829 dolar) dan 1,5401 franc Swiss (1,5487). Dolar berada pada 101,54 yen (102,07) dan 1,1347 franc Swiss. Pound berada pada 1,7443 dolar (1,7394), demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008