PBB, New York (ANTARA News) - Majelis Umum PBB akan mengadakan pemungutan suara, Jumat, untuk memilih lima anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB)yang baru, dengan semua mata tertuju pada Iran dan Jepang bagi satu kursi Asia yang tersedia. Iran, yang kini mendapat sanksi Dewan Keamanan akibat penolakannya untuk menghentikan proyek bahan bakar nuklirnya yang sensitif, besar kemungkinan akan kalah dengan Jepang, raksasa ekonomi dunia dan penyumbang terbesar anggaran PBB yang menikmati dukungan luas, terutama dari negara-negara Barat. Seorang diplomat Barat, yang berbicara dengan syarat namanya tetap dirahasiakan, menyatakan "akan menjadi hal yang memalukan" bagi Jepang jika negara itu gagal pada babak pertama pemungutan suara untuk menggantikan Indonesia di kursi tersebut. Iran, negara pendiri PBB pada 1945, baru sekali menjadi anggota Dewan Kemanan pada1955-1956, sedangkan Jepang telah 18 kali sejak 1956. Tokyo yang membayar hampir 20 persen anggaran total PBB, kini juga berusaha keras menjadi anggota tetap DK PBB. "Kami merasa yakin Jepang dapat menjadi anggota Dewan yang sangat positif," kata Dubes Jepang untuk PBB, Yukio Takasu kepada AFP. Tiga tahun lalu, Jepang bersama Jerman, Brazil dan India berusaha keras menjadi anggota DK PBB tanpa hak veto tersebut. Namun daya upaya mereka kandas kaibat ditentang AS dan China serta para saingan regional, sepertri Italia, Pakistan dan Argentina. Untuk kawasan Eropa, pertarungan berlagsung anatara Austria, Islandia dan Turki bagi dua kursi yang ditinggalkan Italia dan Belgia. Turki tampaknya berpeluang untuk meraih kursi DK, kemungkinan berkat dukungan kuat dari negara-negara Islam. (*)

Pewarta: adit
COPYRIGHT © ANTARA 2008