Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Lebanon mengadakan dialog antar-keyakinan (interfaith dialogue) di Beirut pekan ini dengan tema "Promoting Interfaith Dialogue among Plural Society". Menurut keterangan resmi Departemen Luar Negeri di Jakarta, Kamis, dialog itu terselenggara atas kerja sama Deplu, KBRI Beirut dan Dar El Fatwa Lebanon dibawah pengawasan PM Fouad Siniora yang memandang penting dialog itu sebagai proses menuju sebuah keterbukaan dan tukar pengalaman dalam membina kerukunan umat beragama. Delegasi RI yang dipimpin oleh Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Andri Hadi beranggotakan Masykuri Abdillah (Ketua PBNU), Philip K Widjaja (Sekjen Walubi), Richard Daulay (Sekjen PGI), Romo Benny Susetyo (Sekjen Komisi HAK KWI), Abdul Fatah Muchit (Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Departemen Agama, dan Raja Juli Antoni (Executive Director of Maarif Institute). Delegasi Lebanon yang dipimpin oleh Mohammad Sammak (Muslim Sunni) beranggotakan Khalil Karam, Fadi Fadel (Katolik Maronit), Mohammad Nokkari (Muslim Sunni), Syekh Hani Fahs (Muslim Syiah), Saoud Al Mawla (Muslim Syiah), Syekh Sami Abou Al-Mouna (Druze), dan Habib Badr (Protestant). Dialog itu tersebut diselenggarakan di Dar El Fatwa Lebanon dengan dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri atas tokoh agama, Duta Besar Asing di Lebanon, akademisi, aktivis, dan media. Menurut Dirjen IDP dialog tersebut adalah dialog antar-keyakinan pertama yang diadakan di daerah Timur Tengah. Dialog itu menjadi spesial karena Indonesia dan Lebanon memiliki kesamaan karakteristik sebagai negara demokrasi dan plural. Ia juga mengatakan bahwa dialog itu merupakan salah satu cara untuk menjembatani komunikasi dan interaksi para pemuka agama yang kini memiliki peran penting dalam membina kerukunan umat beragama. Dari dialog itu diharapkan adanya kunjungan balasan para pemuka agama, akademisi, pemuda, dan media Lebanon ke Indonesia untuk dapat mengenal lebih dekat kehidupan beragama di Indonesia. Sebelum acara pembukaan dimulai, delegasi RI diterima oleh Mufti Republik Lebanon (setingkat Menteri Agama) Syekh Muhammad Rasyid Kabbani. Dalam pertemuan tersebut, Syekh Kabbani menyambut baik inisiatif Indonesia dalam menyelenggarakan interfaith dialogue dengan Lebanon. Ia berharap dialog itu dapat menjadi sarana saling tukar pengalaman mengingat kedua negara memiliki kesamaan dalam hal kemajemukan umat beragama. Menanggapi hal tersebut, Dirjen IDP menyampaikan bahwa dialog itu diharapkan dapat menjadi sarana berbagi pengalaman terbaik bagi setiap negara dalam membina kerukunan beragama. Selain itu, disampaikan pula bahwa dialog itu dapat meningkatkan dan membentuk dimensi baru dalam hubungan kedua negara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008