Mogadishu (ANTARA News) - Sejumlah pria bersenjata menembak mati seorang pria Somalia yang bekerja untuk Program Pangan Dunia Jumat dan pertempuran di ibukota Mogadishu menewaskan sedikitnya 14 orang. Dalam pembunuhan tetakhir di negara Tanduk Afrika yang anarkis itu, sejumlah pria bersenjata dengan pistol telah menyerang pegawai PBB tersebut saat ia meninggalkan sebuah masjid di kota Merka di Somalia tengah. "Kami sedang berdoa di dalam dan kemudian bergegas ke tempat kejadian," kata warga setenpat Ahmed Salad. "Kami melihat staf WFP itu luka terluka berat dan pendarahan dari dadanya." Satu sumber PBB menyebut orang itu sebagai Abdinasir Aden Muse. "Kami bergegas membawanya ke rumah sakit Merka tempat ia meninggal stelah beberapa menit," kata sumber itu. Serangan iru terjadi beberapa jam setelah duel mortir di ibukota yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai puluhan orang lain. Beberapa warga mengatakan gerilyawan Islam telah meeambakkan artileri di sebuah pangkalan di daerah K4 di kota itu yang digunakan oleh panjaga perdamaian Uganda yang bertugas dengan misi kecil Uni Afrika. Hal itu mendorong saling tembak mortir dan senjata berat yang berlangsung selama beberapa jam. "Mereka telah menyerang posisi pertahanan kami di K4 dan kami mengejar mereka...Tidak ada korban dari pihak kami," kata seorang jurubicara pasukan AU, AMISOM. Penjaga perdamaian itu telah dijadikan sasaran dalam serangkaian pemboman dan serangan sejak milisi Islam melancarkan pemberontakan mereka awal tahun lalu. Pertempuran itu telah menewaskan hampir 10.000 warga sipil, dan delapan tentara AU -- tujuah tentara Uganda dan satu Burundi. Lebih dari satu juta orang telah terlantar. Hussein Aden, penjual pangan di pasar Bakara di Mogadishu, mengatakan ia melihat delapan mayat dipuntungi setelah tiga bom mortir meledak berdekatan. "Mortit pertama mendarat di depan sebuah toko menewaskan empat orang dan melukai empat orang lainnya yang sibuk membeli sayuran," katanya. Mortir lainnya meledakkan empat anak kerika mortir itu jatuh di depan rumah mereka, katanya. Sumber rumah sakit mengatakan enam enam dari sedikitnya 35 warga sipil yang terluka dalam bentrokan itu kemudian meninggal. Tentara Ethiopia juga di Somalia untuk mendukung pemerintah sementara dukungan-PBB yang telah berjuang untu melaksanakan kekuasaan di hadapan perlawanan gaya-Irak oleh gerilyawan. Pada Kamis, PM Ethiopia Meles Zenawi mengatakan waktunya bagi pasukannya untuk pergimakin mndekat, tapi tehtara itu akan tinggal hingga semua 8.000 penjaga perdamaian yang direncanakan AU dapat dikerahkan semanya. Ada sekarang ini sekitar 30.000 tentara daru Uganda dan Burundi yang beroperasi di Mogadhisu, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008