Jakarta, (ANTARA News) - Partai Golkar belum saatnya mengajukan calon presiden karena yang utama adalah fokus untuk meningkatkan perolehan suara pada Pemilu legislatif 2009, kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, M Jusuf Kalla. "Saya berterima kasih, sebagian besar mencalonkan saya, tapi intinya bukan itu. Apapun yang kita lakukan harus untuk memenangkan partai," kata Kalla saat menjawab pandangan umum DPD-DPD pada Rapimnas IV Partai Golkar di Jakarta, Sabtu malam. Menurut Kalla, perolehan suara yang naik dan besar, akan meningkatkan nilai tawar, karena itu, mengusung Capres juga harus benar-benar diperhitungkan dan tidak terlalu dini. "Mengenai metodenya, nanti DPP akan pikirkan yang paling baik," kata Kalla. Pada kesempatan itu Kalla juga menjelaskan bahwa dalam sejarah, Partai Golkar belum pernah memenangi Pilpres. "Partai Golkar sangat prihatin, walau partai besar namun tak pernah menang dalam Pilpres," kata Kalla. Lebih lanjut Jusuf Kalla menjelaskan pada pemilu 1999 partai Golkar tak mempunyai calon karena saat itu terjadi keributan di internal antara BJ Habibie dengan Akbar Tandjung. Yang terjadi, kata Kalla, justru Gus Dur yang terpilih sebagai Presiden RI. "Semua itu terjadi karena tidak ada kekompakan dan tidak adanya sistim yang jelas," kata Kalla. Selanjutnya, Megawati yang menjadi presiden untuk menggantikan Gus Dur, menurut Kalla bukanlah hasil pemilihan. "Jadi Megawati itu tak pernah dipilih. Yang dipilih itu wakilnya yakni Hamzah Haz," kata Kalla. Pada pemilu 2004, lanjut dia, Partai Golkar dengan bangga menyelenggarakan sistem konvensi yang melelahkan untuk mencari Capres. "Yang terjadi justru calon hasil konvensi, yakni Wiranto, kalah dalam Pilpres." "Semua itu terjadi, karena pemilu 2004 kita tidak fokus. Isu yang beredar saat itu melulu soal Pilpres. Yang dipertandingkan adalah calon yang belum tentu," kata Kalla.(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008