Beijing, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan ceramah di Universitas Peking kembali memunculkan slogan "Bersama Kita Bisa" yang dipopulerkannya ketika berkampanye sebagai calon presiden pada 2004. Namun, kali ini bukan terdengar dari siaran iklan televisi Indonesia, melainkan di ruang aula Universitas Peking, Beijing, Kamis, ketika Presiden memberikan ceramah di depan sekitar seratus mahasiswa. Salah satu mahasiswa bertanya kepada Presiden tentang cara Indonesia menghadapi krisis finansial global yang dampaknya akan dirasakan pada tahun depan menjelang pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Presiden yang mengenakan setelan jas berwarna hitam dan berdasi merah itu sempat tersenyum sejenak sebelum menjawab. Indonesia, jawab Presiden, telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi dampak krisis keuangan global sekaligus bersiap menghadapi Pemilu 2009. Presiden mengatakan, terjadinya krisis keuangan memang patut untuk disayangkan menjelang pelaksanaan sebuah Pemilu. Namun, situasi krisis itu juga menyediakan sebuah gelanggang tantangan. Menjelang Pemilu 2009, Presiden mengatakan, semua rakyat Indonesia dapat mendengar dari setiap kandidat tentang "resep" yang mereka tawarkan untuk mengatasi dampak krisis keuangan global. "Rakyat dapat mendengar dari setiap kandidat tentang solusi yang ditawarkan menghadapi krisis keuangan global dan mengetahui langkah mana yang paling realistis dari setiap kandidat," tuturnya. Di hadapan para mahasiswa Universitas Peking, Presiden menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mengatasi dampak krisis keuangan global sekaligus menyelenggarakan Pemilu yang sukses. Seolah mengulangi slogan kampanyenya pada 2004, Presiden mengatakan kebersamaan dapat mengatasi semua masalah. "Together, we can solve the problem," ujar Presiden yang menyampaikan ceramah dan menjawab seluruh pertanyaan dalam bahasa Inggris. Presiden menyampaikan ceramah menggunakan teks selama 30 menit di Universitas Peking. Dalam ceramahnya, ia menyampaikan gambaran tentang Indonesia, terutama keberhasilan Indonesia menata kembali perekonomian setelah dilanda krisis moneter pada 1997-1998. Ia juga menyampaikan pentingnya hubungan Indonesia dengan China. Beberapa kepala negara/pemerintahan pernah menyampaikan kuliah di Universitas Peking, di antaranya adalah Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, dan mantan Presiden Perancis Jaques Chirac.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008