Jakarta (ANTARA News) - Merek telepon selular (ponsel) lokal, D-@one, yang dikembangkan PT Sarindo Nusa Pratama (SNP), ditargetkan mampu menguasai sekitar dua persen pasar dan masuk lima besar pemain ponsel di dalam negeri. "Tahun depan kami menargetkan setidaknya menjadi pemain lima besar dalam pasar ponsel di Indonesia," ujar Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Sarindo Nusa Pratama (SNP), Sung Khiun di Jakarta di sela-sela peluncuran jajaran ponsel D-@ne ke dua sepanjang tahun ini. SNP sebelumnya merupakan distributor tunggal ponsel Samsung di Indonesia. Namun setelah tidak lagi menjadi distributor Samsung, pada 2007 perusahaan itu mulai mengembangkan merek ponsel lokal, D-@ne yang dirakit di China. Saat ini, kata dia, para pemain lima besar ponsel di Indonesia masih dikuasai merek ternama, seperti Nokia, Sony-Ericsson, Samsung, dan Motorola. Bahkan SNP juga menjadi salah distributor resmi Motorola sejak tahun 2005. Kendati pasar telah dikuasai merek terkemuka, Sung Khiun mengatakan, peluang menjadi pemain besar di Indonesia masih sangat terbuka, karena pasar ponsel di dalam negeri tumbuh sangat pesat sekitar 15-20 persen per tahun. "Pasar ponsel bahkan cenderung tidak terpengaruh oleh krisis. Pasar ponsel terbesar masih berada pada tingkat harga di bawah Rp1 juta per unit atau mereka yang baru ingin punya ponsel," ujarnya. Sung Khiun mengatakan, pasar ponsel dengan harga di bawah satu juta per unit atau low end tersebut terus tumbuh. Bila pada 2006 pasar ponsel low end menguasai sekitar 49 persen, maka pada 2007 naik menjadi 55 persen, dan pada 2008 diperkirakan tumbuh menjadi 65 persen dari pasar ponsel nasional sekitar 20 juta unit per tahun. "Kami menargetkan menguasai sekitar lima persen pasar ponsel di segmen tersebut yang mencapai sekitar 13 juta unit," ujarnya. Oleh karena itu, pada peluncuran jajaran ponsel D-@ne kedua ini, SNP meluncurkan dua ponsel low end yaitu SG118 dengan harga Rp599 ribu per unit dan SG108 dengan harga Rp499 ribu per unit, yang sudah dilengkapi fitur kamera (VGA) dan MP3/MP4. Selain masuk ke segmen low end, D-@ne juga masuk ke pasar ponsel menengah ke atas dengan karakteristik khusus bisa digunakan untuk dua kartu ("dual on"). Ponsel yang rata-rata harganya di bawah Rp2 juta per unit itu sudah dilengkapi berbagai fitur canggih seperti tv turner, layar sentuh, kamera, video recoder, dan multimedia lainnya. Diakuinya, selain harus bersaing dengan merek terkemuka, pihaknya juga harus bersaing dengan ponsel buatan China dengan merek lokal lainnya yang dikembangkan para pedagang ponsel. Namun, ia optimistis dengan jaringan pemasaran dan purnajual, serta kontrol mutu yang ketat dari Sarindo, pihaknya mampu memenangkan persaingan dengan ponsel sejenis di Indonesia. Sarindo telah memiliki jaringan pemasaran di beberapa kota besar di Indonesia dan memiliki pusat layanan purna jual yang tersebar di 30 kota di Indonesia. Bahkan menjelang akhir tahun SNP akan menambah pusat layanan purna jual yaitu di Banjarmasin, Balikpapan, dan Samarinda. (*)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008