"Karena mereka itu saudara-saudara kita. Mereka harus direhabilitasi," katanya pada peresmian Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Intan Banua di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis.
Karena itu, kata dia, Kemensos sebagai perwakilan pemerintah yang diberikan kewajiban untuk merehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba wajib menyediakan tempat yang layak sehingga mereka bisa sembuh dan kembali ke masyarakat.
"Ini esensi dan tugas utama kita yaitu menyembuhkan mereka dan kembali beraktivitas di tengah masyarakat," katanya.
Terlebih lagi, katanya, Presiden Joko Widodo dalam berbagai program terus berupaya memrioritaskan untuk menciptakan generasi unggul sehingga untuk mewujudkan hal tersebut tentunya SDM unggul tidak terlibat narkoba.
"Makanya kita gunakan fasilitas ini dengan sebaiknya sehingga kita bisa punya masyarakat lebih sehat dan anak mudah yang bawa Indonesia ke arah yang lebih cemerlang lagi," katanya.
Saat ini Kemensos memiliki enam IPWL yang ada di Sumatera Utara, Maluku Utara, Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan.
Sementara lebih dari 100 IPWL yang dikelola oleh masyarakat yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Kepala IPWL Intan Banua, Gandes Pratiwi mengatakan, bangunan tersebut sudah beroperasi sejak Mei 2019 dengan kapasitas 45 orang.
Sejak awal 2019, sudah 55 orang penerima manfaat yang rawat inap yaitu sebanyak 40 orang pada tahap pertama dan selebihnya di tahap kedua. Sedangkan buang rawat jalan sebanyak 80 orang.
Di IPWL tersebut, memberikan empat macam terapi yaitu terapi fisik, mental spiritual, psikososial untuk menata perilaku mereka dan terapi penghidupan berupa pelatihan keterampilan untuk modal mereka kembali ke masyarakat.
Baca juga: BNN: Anak atau keluarga terpapar narkoba segera lapor ke IPWL
Baca juga: Kemenkes imbau pemda optimalkan IPWL
Baca juga: Ketua MA nilai penjara tak buat pengguna narkoba jera
Baca juga: Nunung akui hidup lebih baik setelah jalani rehabilitasi
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2019
