Yogyakarta (ANTARA News) - Seni harus dianggap sebagai warisan budaya (Cukltural Heritage) dan sumberdaya budaya (Cultural Resources) yang perlu dilestarikan, dikembangkan, agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, kata Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof.Dr.Timbul Haryono, Msc di Yogyakarta, Minggu. Menurut dia, pemanfaatan seni sebagai warisan budaya tersebut harus berorientasi untuk pelestarian dan kegiatan pelestraian tidak harus bersifat sstatis namun perlu bisa diekembangakan. Sedangkan upaya pengembangan seni tersebut harus tidak meninggalkan atribut kuat sebuah seni pertunjukkan. "Jadi, seni harus dilestarikan, kemudian diupayakan untuk dikembangkan dan selanjutnya pemanfaaatannya harus dirasakan oleh masyarakat sendiri," kata dosen program studi (prodi) seni pertunjukkan Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta. Dalam makalahnya berjudul "Seni Pertunjukkan Tradisional dan Pembinaan Budaya Bangsa", ia menambahkan bahwa ada sepuluh butir unsur seni dan budaya asli Indonesia yang patut dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan yaitu wayang, gamelan, tembang, batik, teknologi logam, sistem mata uang, pelayarabn, astronomi,irigasi dan sistem birokrasi. Menyinggung tentang seni pertunjukkan tradisional dalam era global, ia mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang pesat saat ini membawa dampak positif maupun negatif terhadap apresiasi produk budaya yang diberi label `tradisional`. Selain itu, muncul anggapan adanya dua seni yang berlawanan yaitu `modern` lawan `kuna` atau `seni modern` melawan `seni kuna`. Anggapan itu salah atau benar belum diketahui sebab kriteria yang digunakan tidak jelas. "Ada azas keseimbangan dalam memanfaatkan seni pertunjukkan yaitu ideologi, ekonomi dan edukasi. Dalam pertunjukan wayang etrdapat fungsi tuntunan (etika dan devosional) dan tontonan (hiburan dan estetika)," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008