Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah siap melanjutkan program pembelian kembali (buy back) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang pengelolaannya dananya juga melibatkan PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). "Dana yang tersedia di PIP mencapai Rp4 triliun, sebanyak Rp2,5 triliun dikelola PIP sendiri melalui perusahaan sekuritas, sedangkan Rp1,5 triliun dikelola PPA," kata Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin. Ia menjelaskan, saat ini PIP sedang dalam proses penunjukan sekuritas yang akan dijadikan broker buy back. "Kalau sudah ditunjuk (sekuritas), maka pekan ini juga PIP dan PPA akan merealisasikan buy back saham BUMN," katanya. Adapun dana PIP merupakan dana cadangan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Selain PPA, pemerintah juga mendorong 10 BUMN terbuka atau yang mencatatkan saham di BEI juga melakukan program buy back dengan akumulasi dana yang disiapkan mencapai sekitar Rp7 triliun. Menurut Said, Kementerian BUMN sifatnya hanya memberi arahan, namun tidak melakukan intervensi dalam menjalankan program buy back. "Kita tidak bisa mengatakan harus buy back saham tertentu. Ini sifatnya aksi korporasi jadi tergantung BUMN yang bersangkutan dan sekuritas yang dijadikan sebagai penasehat program buy back," katanya. Meski begitu, ia tidak merinci perusahaan sekuritas yang ditunjuk PIP untuk pelaksanaan buy back. Namun menurut informasi, tiga perusahaan sekuritas milik pemerintah yaitu Danareksa, Mandiri dan Bahana berpeluang sama untuk menjalan program tersebut. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008