Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun di perdagangan Asia, Selasa, akibat tertekan kekhawatiran resesi global akan membuat merosotnya permintaan energi, para dealer menyatakan. Kontrak utama pasar New York, minyak mentah jenis light sweet untuk penyerahan Desember turun 89 sen menjadi 62,33 dolar per barel. Pada perdagangan Senin, kontrak New York sempat menukik ke posisi 61,30 dolar, level yang terakhir kali terjadi pada Mei 2007. Harga minyak Brent Laut Utara bagi pengiriman Desember merosot 1,28 dolar menjadi 60,13 dolar. Kontrak tersebut anjlok di bawah 60 dolar sehari sebelumnya, menjadi 59.02 dolar, angka terendahnya sejak Pebruari 2007. Jatuhnya harga minyak mencerminkan situasi serupa pada pasar saham, dengan banyak indeks utama terjungkal, karena para investor "lari mencari aman", akibat mencemaskan prospek resesi global. Para investor tetap merasa panik, kendatipun muncul janji dari tujuh negara industri maju yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G-7) untuk bekerja sama menyetabilkan pasar finansial global. "Harga sedikit banyak mengikuti gerakan pasar saham global pada saat ini, karena para pelaku pasar melihat indeks utama sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi dan juga menjadi indikator bagi permintaan minyak di masa mendatang, kata analis Sucden, Nimit Khamar, kepada AFP. Harga minyak telah amat merosot hingga hampir 60 persen sejak mencapai rekor tinggi 147 dolar pada Juli lalu, dengan semakin memburuknya kondisi perekonomian global, dipicu sebagian besar oleh krisis finansial AS. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008