Jakarta, (ANTARA)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Selasa pagi merosot tajam mendekati angka Rp12.000 per dolar AS, karena pasar masih panik akibat pelaku membeli dolar AS dalam jumlah besar yang terpicu oleh kekhawatiran atas krisis keuangan global yang terjadi akhir-akhir ini. "Gejolak krisis keuangan global yang terus menekan pasar mengakibatkan pelaku lebih cenderung membeli dolar AS sehingga mata uang Indonesia terus melemah hingga mendekati Rp12.000 per dolar AS," kata pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, Selasa. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp11.700/11.900 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.315/10.950 atau melemah 1.385 poin. Edwin yang juga Dirut Finance Corpindo mengatakan, pelaku pasar makin panik melihat pasar saham regional terpuruk yang mendorong mereka membeli dolar AS dalam jumlah yang besar. Namun, depresiasi rupiah yang terjadi saat ini tidak separah jika dibanding dengan negara-negara lain, ujarnya. Depresiasi rupiah, lanjut dia hanya sekitar tujuh hingga delapan persen, sedangkan negara lain di Asia seperti Thailand, Korea jauh di atas angka tersebut. Pelemahan rupiah lebih karena gejala global sehingga langkah stabilisasi harus lebih diutamakan. Dengan stabilisasi itu, maka keterpurukan rupiah tidak terlalu cepat, katanya. Mengenai peluang aliran dana asing masuk ke Indonesia, ia optimistis dana asing akan masuk melalui pasar modal/saham, karena harga saham di pasar modal saat ini sudah over value.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008