Tegal, (ANTARA News) - Persediaan pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, saat ini sudah mengalami kondisi kritis guna mencukupi kebutuhan pupuk petani setempat selama dua bulan ke depan. Para petani pun resah. "Mulai Agustus sampai Oktober 2008, pupuk sudah banyak digunakan petani jagung sehingga stok pupuk saat ini sudah menipis dan dalam kondisi kritis," kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pekalongan, Toto Subandriyo, di Tegal, Rabu. Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk di Kabupaten Tegal, pihak Dishutbun telah mengajukan usulan pasokan 2.000 ton ke Pemprov Jawa Tengah. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, usulan pasokan 2.000 ton pupuk ini sudah sampai di Kabupaten Tegal sehingga tidak menimbulkan gejolak para petani padi yang saat ini memasuki masa tanam," katanya. Pranito, salah seorang petani mengatakan, saat ini para petani merasa kesulitan untuk mendapatkan pupuk karena hampir di setiap pengecer resmi stok pupuk telah habis terjual. "Toko yang biasanya saya jadikan langganan untuk membeli pupuk hampir semuanya kosong. Karena itu, untuk mendapatkan pupuk kami harus rela mencari ke pengecer lain meski harus antre," katanya. Menurut dia, para petani menduga banyak toko pertanian yang masih mempunyai persediaan pupuk yang akan dijual. Hanya saja, pemilik toko tidak menjual pupuk sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). "Saat ini pupuk susah dicari sehingga banyak petani yang resah," katanya. Jalaludin, seorang petani, mengatakan, lahan sawah yang dimilikinya sekitar satu hektare dan harus membutuhkan tiga kuintal pupuk urea untuk tanaman padinya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008