Cirebon (ANTARA News) - Kebocoran pipa distribusi bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina Terminal Transit Utama (TTU) Balongan dengan tujuan Plumpang, Jakarta, di Km 14-15 tepatnya Blok Legok, Desa Legok, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu, tidak akan menganggu pasokan premium di Jakarta. "Stok premium di Jakarta cukup untuk lima hari, apalagi sekarang ada kapal tanker yang bongkar di sana dengan tambahan stok untuk tiga hari, sehingga tidak mungkin ada gangguan distrubsi BBM ke SPBU di Jakarta dan sekitarnya," kata Kepala Operasi Terminal Transit Utama Pertamina Balongan M Iskandar, kepada ANTARA News di Indramayu, Rabu. Ia menjelaskan, penambalan pipa yang bocor dengan "clam" hanya butuh beberapa jam saja, namun pekerjaan yang lama adalah penggalian tanah. Setelah clam dipasang kemudian dilakukan ujicoba distribusi melalui pipa, jika tak ada kebocoran maka clam kemudian diberi penguat dan distribusi bisa dilanjutkan," katanya. Menurut Iskandar, pipa yang mengalami kebocoran itu merupakan pipa distribusi BBM dari Pertamiina Balongan ke Plumpang Jakarta yang mempunyai diameter 16 inci dan dibangun tahun 1994. "Pipa itu digunakan bergantian untuk berbagai jenis BBM, saat kebocoran terjadi tengah disalurkan premium," katanya. Melalui pipa sepanjang 215 kilometer itu, setiap hari, Pertamina mendistribusikan BBM sebanyak 14.000 kilo liter per hari atau 500 ? 600 kilo liter per jam untuk memenuhi kebutuhan BBM di Jakarta. Ia mengungkapkan, sebenarnya ada petugas rutin yang mengontrol jalur pipa dengan jalan kaki, namun rupanya kebocoran terjadi setelah dilakukan pemeriksaan rutin itu. Seperti diberitakan sebelumnya, pipa distribusi bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina Terminal Transit Utama (TTU) Balongan dengan tujuan Plumpang, Jakarta, mengalami kebocoran di Km 14-15 tepatnya Blok Legok, Desa Legok, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Rabu (29/10) sekitar pukul 08.00 WIB, namun Pertamina baru mendapat laporan pukul 13.00 WIB. Belum diketahui penyebab terjadinya kebocoran pipa yang tertanam di kedalaman dua meter di bawah permukaan tanah persis di bawah Jembatan Legok di Jalan By Pass Lohbener-Widasari tersebut. Namun dari titik rembesan yang berada di pondasi jembatan, maka kuat dugaan kebocoran diakibatkan oleh aktifitas pembuatan jembatan yang tidak memperhatikan ada pipa distribusi BBM dibawahnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008