Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis sore, menguat, seiring dengan berkurangnya kepanikan pelaku pasar, setelah mata uang lokal itu mendekati angka Rp12.000 per dolar AS. "Meski kepanikan berkurang, kenaikan rupiah ini terutama akibat faktor teknik saja, pelaku melepas dolar AS untuk mencari untung (profit-taking)," kata Dirut Finance Corfindo, Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik menjadi Rp10.550/10.650 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.900/10.925 atau menguat 350 poin. Menurut dia, belum ada faktor lain yang mendorong rupiah menguat, hanya karena faktor teknik saja. Selain itu juga karena pelaku pasar mulai tenang, mereka tidak begitu saja membeli dolar tanpa ada faktor yang dominan memicunya, ucapnya. Ditanya apa rupiah bisa mencapai Rp10.000 per dolar AS, ia mengatakan, untuk saat ini masih berat apabila rupiah ke level tersebut, karena dikhawatirkan ketenangan pasar terjadi hanya sesaat. Apabila pasar dalam keadaan tenang, kemungkinan aksi lepas dolar AS akan terjadi dalam jumlah yang besar, setelah menguat tajam, katanya. Pemerintah juga berusaha mengamankan rupiah dengan membuat pasar stabil dan mengawasi kegiatan bank-bank asing sehingga tidak ada gejolak terhadap pergerakan rupiah. "Kami optimis rupiah pada hari berikutnya akan masih menguat, setelah pemerintah dan Bank Indonesia terus memantau pergerakan kedua mata uang itu," ucapnya. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008