Jakarta (ANTARA News) - Tujuh belah pengusaha Indonesia --delapan perusahaan retailer, yang akan mengekspor langsung produk mereka dan sembilan perusahaan UKM hasil binaan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)-- siap mengembangkan produk-produk mereka di Suriname. Menurut keterangan dari Departemen Luar Negeri di Jakarta, Kamis, hal itu ditunjukkan dengan keikutsertaan mereka pada pameran tunggal Promosi Terpadu Indonesia "Indofair 2008" di kompleks Sana Budaya Paramaribo, Suriname, 26 Oktober-3 November 2008. Acara tersebut juga diikuti oleh 18 pengusaha lokal Suriname, yang merupakan importir produk Indonesia. Produk ekspor Indonesia yang dipamerkan antara lain terdiri dari furniture, kerajinan tangan, lukisan, makanan, komponen kendaraan bermotor, pakaian, kosmetik, jamu, perhiasan, dan alat pemadam kebakaran. Pameran yang telah diselenggarakan oleh KBRI Paramaribo, Suriname sejak 200i itu memberikan pengaruh yang cukup signifkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia, tidak hanya ke Suriname namun juga ke wilayah Amerika Selatan dan Karibia. Pembukaan pameran tersebut dihadiri oleh 800 pengunjung, diantaranya terdapat beberapa pejabat tinggi Suriname, antara lain Menteri Urusan Pertanahan Jong Thun Fa, Ketua Parlemen Suriname Paul Salam Somohardjo, Direktur Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan dan Industri Mauro R.L. Tuur dan Ketua Kadin Suriname Robert Amerall. Dalam sambutan pembukaannya, Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Paramaribo, Agus Mursito menyampaikan perkembangan ekonomi Indonesia, yang diproyeksikan dapat mencapai 6,4 persen pada tahun 2008. Disisi lain, Ketua Kadin Suriname menyampaikan pameran itu telah membuka jalan bagi kehadiran produk Indonesia di Suriname, yang juga tidak terlepas dari hubungan historis antara kedua negara melalui kehadiran warga keturunan Jawa di Suriname. Pameran itu dinilai merupakan kegiatan yang saling menguntungkan dan perlu diteruskan sebagai bagian dari upaya peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Sejak tiga tahun terakhir ekspor Indonesia ke wilayah Amerika Selatan dan Karibia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 mencapai 1.943.680,7 dolar AS, pada tahun 2006 2.379.936,6 dolar AS dan pada tahun 2007 menjadi 2.890.550.3 dolar AS. Sedangkan untuk tahun 2008 periode Januari hingga Mei 2008 total impor telah mencapai 1.502.344,7 dolar AS atau naik 40 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2007. Selain memamerkan produk-produk tersebut, KBRI Paramaribo dan Orginasasi Dharma Wanita juga menggelar gerai informasi mengenai Indonesia dan gerai makanan Indonesia antara lain sate ayam, soto, gulai, risoles dan es teler serta kegiatan seni budaya Indonesia, seperti peragaan pencak silat, tari saman dan kuda lumping yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008