Singapura (ANTARA News) - Harga minyak melanjutkan penurunannya di perdagangan Asia, Jumat, ketika kecemasan atas resesi global menghantui eforia kenaikan kembali pasar saham internasional, para analis menyatakan. Para investor kini memusatkan perhatian mereka pada dampak negatif krisis finansial global terhadap permintaan energi, kata mereka. Dalam perdagangan petang, kontrak acuan New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Desember merosot 1,71 dolar menjadi 64,25 dolar per barel. Pada transaksi Kamis, harga turun 1,54 dolar dan ditutup pasda posisi 65,96 dolar. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Desember terjungkal 1,79 dolar menjadi 61,92 dolar per barel, setelah turun 1,76 dolar dan berada pada posisi 63,71 dolar di London sehari sebelumnya. Berita bahwa perekonomian AS, konsumen energi terbesar di dunia, menyusut 0,3 persen (tahunan) pada kuartal ketiga menyebabkan harga minyak langsung merosot pada Kamis malam, sehingga membalikkan penguatan yang mengikuti naiknya harga saham di seluruh dunia. "Di AS, gejolak yang sedang berlangsung di pasar finansial, rontoknya kekayaan finansial rumah tangga dan melonjaknya pengangguran hanyalah ujung dari gunung es," kata Capital Economics kepada AFP. "Sekalipun harga energi jatuh akan mengangkat penghasilan rumah tangga, sebagian besar uang tunai itu kemungkinan akan ditabung, bukan dibelanjakan." Capital Economics kini memperkirakan ekonomi AS akan menyusut sebesar 1,5 persen pada 2009, ketimbang hanya 0,5 persen sebagaimana diprediksi sebelumnya. Perekonomian utama seperti Eropa dan Jepang juga sama-sama dalam keadaan sulit, tambah perusahaan konsultan riset makroekonomi independen terkemuka itu. Harga minyak telah anjlok dari rekor tinggi historis di atas 147 dolar per barel pada Juli lalu, ketika krisis finansial melimpah ke semua sektor ekonomi dan mengurangi penggunaan energi. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pekan lalu memangkas produksinya, dalam upaya mengangkat harga monyak dan beberapa anggotanya telah menyampaikan seruan terbaru bagi pemangkasan output kembali. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008