Jakarta (ANTARA News) - Harun Yahya, seorang penulis terkenal asal Turki, mengemukakan pendapatnya bahwa krisis finansial global yang menimpa Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju di Eropa khususnya terjadi akibat sistem keuangan yang berdasarkan pada bunga. "Penyebab utama pertama krisis finansial yang telah melanda seluruh dunia adalah penerapan sistem bunga," kata Harun Yahya, nama pena dari Adnan Oktar dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu. Berdasarkan sistem itu yang tampaknya menarik, orang terdorong untuk menyimpan uangnya di bank-bank daripada untuk menanam modal atau usaha-usaha produktif, kata Adnan, seorang alim yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk berdakwah tentang keberadaan dan keesaan Allah dan keluhuran akhlaq Alquran kepada masyarakat. Kesulitan-kesulitan keuangan seperti biaya hidup mahal, inflasi atau keruntuhan ekonomi tak dapat dielakkan karena orang menyembunyikan uang mereka di bank, di brankas atau di bawah bantal, kata pria asal Turki itu. Menurut dia, dalam krisis finansial global, produksi terhenti, ketiadaan arus uang dan uang disimpan di bank-bank untuk mendapatkan bunga menyebabkan ekonomi menuju keruntuhan. "Penyebab utama kedua dari krisis ini adalah karena tidak percaya pada Allah. Dengan kata lain, orang lupa bahwa uang dan harta berasal dari Allah, takut akan masa depan dan tak pernah berfikir bahwa Allah Maha Pemberi sepanjang mereka mencari perlindungan-Nya," katanya. Sejumlah orang berfikir bahwa uang dan harta yang mereka miliki merupakan kekuatan superior dan mengira uangnya akan melindungi dan menjamin masa depan mereka. Karena itu, mereka selalu hidup dalam kecemasan, kesusahan dan berusaha melakukan apapun untuk melindungi hartanya. "Tapi mereka lupa bahwa pertolongan datang dari Allah," katanya. "Penyebab utama ketiga adalah sifat tamak dan kikir. Sebagian orang tamak dengan cara mengumpulkan harta dan uang dengan demi masa depan dan cinta pada harta benda," katanya. Mereka tak mau membelanjakan uang yang dimilikinya dan bersedekah atau mengeluarkan zakat. Harun Yahya mengatakan solusi atas krisis itu adalah berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Alquran. Ia mengatakan golongan kaya harus membantu yang miskin, dengan demikian golongan miskin memiliki daya beli. "Bilamana produksi meningkat dan orang memilki daya beli, pabrik-pabrik akan beroperasi dan penjualan akan meningkat," ujarnya. Menurut dia, pasar akan segera hidup dan uang yang disimpan di bank dan di bawah bantal yang sama sekali tak menguntungkan siapapun akan masuk pasar lagi. "Yang miskin akan jadi kaya dan golongan kaya akan bertambah kaya," katanya. Ia menegaskan bahwa tak ada keraguan inilah pemecahan satu-satunya dan cara yang paling logis untuk memecahkan krisis, dan sesuai dengan nilai-nila moral yang terkandung dalam Alquran. Adnan yang memberikan perhatian khusus kepada teori evolusi mengatakan krisis ekonomi yang terjadi khususnya di Amerika dan negara-negara maju di Eropa telah dipandang beberapa media asing sebagai "keuangan dengan faham Darwinisme, kelangsungan hidup yang terkuat demi bank." Beberapa organ pers bahkan menyatakan bahwa "Darwninisme menguasai pasar" di negara-negara itu. Diskrispsi itu berasal dari konsep "yang kuat menguasai yang lemah" merujuk kepada Teori Evolusi yang dimunculkan oleh kelompok tertentu untuk melawan fakta penciptaan dan ini diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh para mahasiswa universitas secara luas. "Adalah kesalahan besar dan tragedi bila gagasan yang kuat harus mengalahkan dan menghabisi yang lemah," demikian Adnan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008