Manado (ANTARA News) - Negara-negara di kawasan BIMP-EAGA (Brunei,Indonesia, Malaysia, Philipine-East Asia Growth Area) sepakat kembangkan ekowisata. "Ecotourism(ekowisata) merupakan suatu konsep dan peluang baru pariwisata yang sangat potensial karena melibatkan masyarakat tetapi sangat peduli dengan konservasilingkungan," kata Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim ketika menutup BIMP-EAGA Community-Based Ecotourism Conference di Manado, Sabtu. Konferensi ekowisata (wisata alam) di kawasan BIMP-EAGA tersebut turut dihadiri 9 negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia, Thailand, yang turut memberikan masukan-masukan bagaimana pengembangan ekowisata di kawasan BIMP-EAGA. Dirjen Firmansyah, mengatakan, Indonesia yang kaya dengan kekayaan sumberdaya alamnya, dapat menjadikan pertemuan di Manado ini sebagai awal untuk bangkit mengembangkan wisata alam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata. Dalam pertemuan tersebut berbagai masukan disampaikan para pakar bagaiman mengembangkan pariwisata tetapi turut pula membantu konservasi pada alam. "Konsep ekowisata memenuhi terdiri atas lima prinsip, yakni konservasi, melibatkan masyarakat setempat, ekonomi masyarakat, pendidikan dan kepariwisataan,"kata Firmansyah. Ketua Panitia Pelaksana, Bernardino Vega, yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulut, mengatakan, hal penting dari hasil konferensi di Manado yakni keingingan Bank Pembangunan Asia (ADB) membantu pengembangan ekowisita di kawasan BIMP-EAGA. "Bantuan ADB ini untuk mengkaji beberapa proyek yang dapat dikembangkan untuk proyek ekowisata serta pemberdayaan masyarakat yang perlu dilakukan untuk kembangkan potensi wisata ini,"kata Vega. Pertemuan berlangsung selama tiga hari tersebut, dibuka pelaksanaannya oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie diikuti oleh utusan dari Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina dan Indonesia dan sembilan negara lainnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008