Jakarta,(ANTARA News) - Puluhan ribu orang Amerika diberitakan meninggalkan rumah mereka Selasa (4/11) waktu setempat untuk ikut antri di luar tempat pemungutan suara pada Hari Pemilihan Umum AS, untuk memberi suara mereka dan memilih presiden ke-44 negeri Paman Sam. Pemilihan umum 2008 adalah untuk pertama kali dalam sejarah AS, dua senator yang memangku jabatan bersaing untuk menjadi penghuni Gedung Putih. Untuk pertama kali pula seorang warganegara Afrika-Amerika maju sebagai calon untuk partai kenamaan --Demokrat--, dan seorang calon presiden paling tua untuk masa jabatan pertama serta seorang perempuan sebagai calon wakil presiden dari Republik. "Rakyat bergairah mengenai prospek bahwa pemilihan presiden saat ini akan membantu menyelesaikan masalah rasisme," kata David Birenbaund, pendukung kuat calon presiden dari partai Demokrat Barack Obama, yang membantu di satu tempat pemungutan suara di Arlington, Virginia, Selasa pagi. "Seperti banyak orang Amerika, apa yang paling saya pedulikan ialah kepentingan nasional Amerika Serikat, warna kulit jadi masalah buat segelintir orang, tapi tidak buat saya," kata Birenbaund kepada wartawan kantor berita China, Xinhua. "Sebenarnya, kami --orang Amerika-- menduga takkan terjadi perubahan kebijakan, apa yang paling kami harapkan ialah perubahan generasi," katanya. Ia menambahkan banyak orang merasa bahwa sudah tiba saatnya bagi perubahan generasi kepemimpinan, yang "sangat mengingatkan saya mengenai John F. Kennedy". James Hill, seorang relawan yang membagikan pamflet yang berisi dukungan bagi Obama di satu stasiun bawah tanah di Virginia sehari sebelum Hari Pemilihan Umum, mengatakan kepada Xinhua bahwa ia jarang memikirkan masalah rasisme kecuali masalah itu disebut-sebut secara sengaja. "Orang Amerika tak bisa menyia-nyiakan banyak waktu, kami mesti menghadapi musik," kata Hill --yang menambahkan bahwa rakyat Amerika harus memilih orang terbaik yang dapat memimpin negeri tersebut sejalan dengan kemampuannya tapi bukan warna kulitnya. "Tak peduli siapa yang terpilih, Obama atau McCain, kepemimpinan lah yang paling penting," katanya. "Jika kita memusatkan perhatian pada warna kulit, kita akan ditertawai," katanya. Menurut laporan media AS, McCain sendiri sebelumnya mengatakan rasisme "takkan benar-benar berperan" ketika pemilih menuju tempat pemungutan suara karena "itu akan tertutup oleh masalah ekonomi di negeri itu". Masalah ekonomi telah mendominasi putaran terakhir kampanye saat kedua senator yang bersaing untuk mengisi Gedung Putih berusaha meyakinkan pemilih bahwa mereka adalah calon terbaik guna menanggulangi krisis keuangan tersebut. Jajak pendapat di luar tempat pemungutan suara dilaporkan oleh kantor berita trans-nasional mencerminkan apa yang telah dikatakan banyak pemilih: ekonomi sejauh ini menjadi topik utama dalam benak mereka. Enam-puluh dua persen pemilih mengatakan ekonomi adalah masalah paling penting. Irak adalah yang terpenting bagi 10 persen pemilih, dan teroris serta perawatan kesehatan, masing-masing berada di benak 9 persen pemilih. Dalam rekaman wawancara yang untuk disiarkan dalam acara "Larry King Live", CNN, McCain mengatakan rakyat akan memilih "untuk alasan terbaik, bukan alasan terburuk". Rasisme Namun, kendati ada tanda bahwa keadaan mulai beralih menuju kondisi lebih baik, banyak orang diberitakan masih khawatir bahwa sekalipun Obama (47) terpilih, ia akan menghadapi kesulitan untuk mengubah warisan rasisme di Amerika. "Amerika masih merupakan salah satu negara yang masih paling terkotak-kotak oleh ras dan klas di dunia industri," kata Dedrick Muhammad, seorang peneliti di Institute for Policy Studies di Washington, kepada Xinhua. Muhammad menekankan bahwa orang kulit hitam Amerika tetap tertinggal di negeri tersebut dalam masalah kondisi ekonomi, dengan perbandingan klas menengah satu per sepuluh dibandingkan dengan orang kulit putih, dan satu dari tiga anak kulit hitam dilahirkan dalam kemiskinan. Namun, makin banyak pemilih Amerika, terutama mereka yang berasal dari klas sangat terpelajar, percaya mereka telah menjauhkan diri dari konsep lama rasisme. "Coba pikirkan ini. Orang yang paling terpelajar di (Northern Virginia) memberi suara buat Obama, anda dapat melihat bahwa rasisme 'tak begitu penting' ketika orang Amerika menghadapi banyak pilihan, terutama ketika kepentingan nasional terlibat," kata Robert Blakemen, seorang warga di Northern Virginia, kepada wartawan. Namun, jika McCain menang, ia akan membawa serta perempuan pertama sebagai wakil presiden dalam sejarah AS, Sarah Palin. Kemenangan McCain juga akan membuat dia menjadi presiden paling tua pertama AS yang memangku jabatan pertama, dalam usia 72 tahun.(*)

Oleh Oleh Chaidar Abdullah
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008