Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi, melemah mendekati angka Rp11.000 per dolar AS, karena pelaku pasar masih khawatir dengan krisis keuangan global yang masih tak menentu. "Tekanan pasar terhadap rupiah, karena ketakutan para investor terhadap kondisi saat ini, sehingga mereka memburu dolar AS," kata Dirut Financ Corpindo, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp10.900/10.950 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.800/10.900 atau turun 100 poin. Menurut Edwin, tekanan pasar itu bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi hampir semua negara mengalami tekanan terhadap dolar AS. Pelemahan mata uang rupiah bukan merupakan sesuatu yang unik sebab hal ini juga terjadi di semua mata uang negara yang pasarnya berkembang (emerging market). Ditanya peran Bank Indonesia (BI), menurut dia, BI dihadapkan pada pilihan kebijakan yang agak sulit. "Pelemahan nilai tukar ditanggulangi dengan menaikan suku bunga acuan, namun demikian di Indonesia juga terdapat pelemahan daya beli, sehingga BI berada di tempat yang susah," katanya. Rupiah terhadap dolar AS tampaknya berkisar antara Rp10.800 sampai Rp10.950 per dolar AS, belum melewati angka Rp11.000 per dolar AS. Hal ini disebabkan BI terus melakukan pengawasan terhadap kegiatan perdagangan kedua mata uang itu di pasar dan melakukan intervensi untuk menjaga rupiah tidak terpuluh lebih jauh, ucapnya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008