Phoenix (ANTARA News) - Calon presiden Partai Republik, John McCain, kalah dalam pemilihan presiden Selasa, akibat ketidakmampuannya mengatasi lingkungan ekonomi yang kurang ramah, tak bisa menjauhkan diri dari presiden yang tidak populer atau tak dapat meyakinkan pemilih ia mampu memimpin mereka keluar dari krisis. Sebagai kesalahan terbesarnya, para analis juga menuding pilihan McCain atas Gubernur Alaska yang belum berpengalaman, Sarah Palin, sebagai calon wakil presidennya menimbulkan keraguan atas penilaiannya. Pilihannya tersebut akhirnya menjadikan dirinya terasing, ketimbang membuat orang tertarik kepadanya. Upaya McCain untuk menggambarkan Barack Obama sebagai sosialis yang menaikkan pajak dan berteman dengan para teroris membuat para pemilih moderat berpaling darinya, sehingga memberikan Demokrat kemenangan yang menentukan pada Selasa. Presiden dari Partai Republik yang tidak populer sama sekali ditambah dengan gejolak ekonomi membuat iklim politik sangat tidak ramah bagi McCain. Bahkan kalau dia mengemas kampanye dengan sesempurna mungkin, itu juga belum cukup. Pembelotan Setelah delapan tahun menguasai Gedung Putih, partai itu kurang memberikan perhatian besar pada kaum minoritas, para pemilih muda dan para pemilih terdidik. Pukulan terbesar yang diterimanya adalah pembelotan besar-besaran kelas pekerja kulit putih yang kecewa berat dengan munculnya krisis ekonomi. Namun demikian, Senator Arizona itu kurang tanggap terhadap hal yang demikian. Dia tidak menjaga jarak lebih awal atau cukup memadai dengan Presiden George W. Bush, kata para ahli strategi partai. Dalam pesannya untuk mengakui kekalahannya, Selasa malam, mantan tawanan perang di Vietnam menyatakan, "saya tak tahu apa lagi yang dapat dilakukan untuk memenangi pemilihan ini," katanya kepada para pendukungnya dengan suara sendu di Arizona. "Kita telah berjuang dengan keras. Dan sekalipun kita kalah, ini kekagalan saya, bukan anda." Menurut pakar strategi Republik, John Feehery, pengaitan McCain dengan Bush merupakan batu sandungan utama yang sebetulnya harus ditangani dengan lebih sugguh-sungguh." "McCain tidak memutuskan hubungan dengan Bush sejak awal dan seharusnya itu dilakukan sejak jauh hari," kata Feehery, seperti dilaporkan Reuters. "Ia merekut banyak penasehat Bush dan mereka sama loyalnya kepada Bush, seperti juga pada McCain." McCain menarik garis dalam pidato kampanyenya pada pertengahan Oktober, dengan menyatakan "Saya bukan George Bush", tetapi itu sudah terlalu kasip." Titik balik Krisis finansial yang berlangsung mulai September menjadi titik balik, membalikkan keunggulan sementara McCain dalam berbagai jajak pendapat. Sejak itu, ia tak pernah unggul lagi. "Kehancuran ekonomi yang menimpa segala lapisan masyarakat menyulitkan McCain untuk memikat para pemilih independen yang belum nenentukan putusannya," kata pakar strategi Republik, Scott Reed. Keputusan McCain menunda perdebatan dan kembali ke Washington untuk menjadi mediator kesepakatan penyelamatan Wall Street ternyata menjadi "kesalahan strategi dan taktik," katanya. McCain meminta debat presiden pertama ditunda, namun Obama dengan tenang menjawab bahwa para calon dapat memfokuskan pada lebih banyak hal sekaligus, sehingga akhirnya dia mau berdebat. Ketika debat berlangsung, Obama menang. (*)

Oleh muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008