Jakarta, (ANTARA News) - Realisasi penerimaan cukai hingga 31 Oktober 2008 mencapai Rp42,67 triliun atau sekitar 93,32 persen dari target APBNP 2008 sebesar Rp45,72 triliun. "Sampai dengan 31 Oktober 2008 realisasi penerimaan cukai mencapai Rp42,67 triliun atau 93,32 persen," kata Dirjen Bea dan Cukai Depkeu, Anwar Suprijadi di Jakarta, Kamis. Sementara untuk realisasi penerimaan bea masuk (BM) mencapai Rp18,74 triliun atau 118,43 persen dari target Rp15,82 triliun. Sedangkan realisasi penerimaan bea keluar (BK) mencapai Rp13,56 triliun atau 129,59 persen dari target Rp11,16 triliun. "Jadi realisasi keseluruhan mencapai Rp74,97 triliun atau 103,13 persen," katanya. Mengenai naiknya target penerimaan tahun 2009, ia mengatakan, yang cukup berat memang untuk mencapai target penerimaan bea keluar (dahulu pungutan ekspor). "Misalnya untuk bea keluar CPO yang tadinya cukup tinggi, saat ini sudah turun menjadi nol persen. Ini persoalan, tetapi kita harus rasional dalam mencapai penerimaan tapi tidak memberatkan perusahaan," katanya. Sementara itu, dari kenaikan tarif cukai rokok pada 2009, ia mengatakan, diperkirakan akan ada penurunan produksi rokok dari 247 miliar batang selama setahun menjadi sekitar 240 miliar batang. APBN 2009 menetapkan target penerimaan cukai sebesar Rp49,49 triliun yang terdiri dari cukai hasil tembakau (rokok) sebesar Rp48,24 triliun, cukai ethyl alkohol Rp479,00 miliar, dan cukai minuman mengandung ethyl alkohol (MMEA) sebesar Rp775,6 miliar. Selain itu terdapat target penerimaan negara yang dihimpun Ditjen Bea dan Cukai yaitu pendapatan Bea Masuk (BM) sebesar Rp19,16 triliun, dan penerimaan bea keluar sebesar Rp9,34 triliun. Pada APBNP 2008 ditetapkan target penerimaan cukai sebesar Rp45,72 triliun, penerimaan BM Rp15,82 triliun, dan penerimaan bea keluar sebesar Rp11,16 triliun. Mengenai rencana pemberlakuan pajak rokok sesuai RUU Pajak dan Retribusi Daerah, Anwar mengatakan, kemungkinan rencana itu tidak ada lagi. "Yang dilaksanakan cukai saja, pajak rokok sulit dterapkan, untuk selengkapnya tanya Pak Mardiasmo, Dirjen Perimbangan Keuangan," kata Anwar.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008