Jakarta (ANTARA News) - Ratusan aktivis yang menolak pemberlakukan Undang-Undang Pornografi, Kamis malam di Tugu Proklamasi, Jakarta, menggelar tahlil tujuh hari atas matinya Bhineka Tunggal Ika. Menurut mereka, pemberlakuan UU itu jelas membunuh keberagaman bangsa Indonesia yang telah ada sejak ribuan tahun silam dan menjadi kekayaan serta ciri khas dari bangsa Indonesia. Dan semua itu akan musnah dengan pemberlakuan UU Pornografi yang memaksa menghilangkan perbedaan itu secara paksa. "Kebhinekaan jelas mati dengan adanya perlakuan UU Pornografi karena semuanya dipaksa untuk seragam, karena itulah kami menggelar tahlil malam ini," tegas Nur Aini, aktivis dari Srikandi Demokrasi Indonesia (SDI). Ucapan Nur tersebut juga diamini oleh seniman dan penulis novel Ayu Utami, menurut Ayu selain keberagaman yang mati, kebudayaan dan kreativitas para seniman juga akan mati suri dengan pemberlakuan UU tersebut. Oleh karena itu Ayu menghimbau agar UU itu dibatalkan dan serahkan masalah moral dan iman kepada individu masing-masing. "Sebaiknya UU ini dibatalkan saja. Serahkan masalah moral dan iman pada diri masing-masing, tak usah diatur oleh negara lewat sebuah UU," pungkas Ayu. Dalam acara itu juga digelar Monolog yang diperankan oleh budayawan Butet Kertaredjasa dengan judul `Sidang Susila 2` yang diiringi dengan tarian kecak. Acara malam itu ditutup dengan doa lintas iman oleh enam pemuka agama.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008