Pekanbaru (ANTARA News) - Kelompok aktivis pecinta lingkungan, Greenpeace, bersama LKSM Jikalahari, membentangkan satu spanduk atau "banner" raksasa berisis desakan dihentikannya perusakan hutan gambut di Semenanjung Kampar, Riau. Juru Kampanye Greenpeace Asia Tenggara, Nabiha Shahab, Sabtu, mengatakan, mereka memprotes penghancuran lingkungan yang dilakukan PT Arara Abadi yang berlokasi di Semanjung Kampar, Kabupaten Siak, dengan spanduk raksasa bertuliskan, "Stop Destroying Kampar Peninsula, Penghancuran Semenanjunga Kampar." Saking besarnya, "banner" berukuran 40 x 20 meter yang sudah dibentangkan sejak Jumat (7/11) tersebut, mesti dipasang oleh 20 orang yang semuanya aktivis Greenpeace. "Kami menuntut semua pihak, terutama pemerintah, untuk segera menghentikan perusakan hutan gambut Semenanjung Kampar," katanya. Wakil Koordinator Jikalahari Hariansyah Usman mengatakan, pemasangan "banner" di lahan konsesi Arara Abadi ditempuh karena perusahaan bubur kertas terbesar di Riau itu terus melakukan alih fungsi hutan gambut di Semenanjung Kampar. Perusahaan itu diketahui tengah membuka kawasan hutan gambut untuk koridor (jalan perusahaan) baru dan membersihkan lahan untuk perluasan hutan monokultur pohon akasia. Greenpeace dan Jikalahari mendesak agar kawasan hutan gambut Semenanjung Kampar dilestarikan karena menjadi kawasan gambut terluas di Sumatera yang mencapai 700 ribu hektare, dan terdalam di dunia dengan kedalaman lebih dari 20 meter. Mereka juga mendesak pemerintah memberlakukan moratorium (jeda tebang) di kawasan ini. Sayangnya, hutan gambut itu telah dikavling tiga HPH besar, 19 konsesi "pulp" dan kertas, serta 12 konsesi perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2007, kawasan Semenanjung Kampar yang sudah beralih fungsi diperkirakan mencapai 239 ribu hektar. "Kawasan gambut yang sudah dibuka diperkirakan mencapai 60 persen karena aktivitas perusakan terus berlangsung," kata Hariansyah. PT Arara Abadi sendiri enggan berkomentar soal perusakan hutan itu. Greenpeace berada di Riau sejak kapal mereka, MV Esperanza, melepas jangkar di Pelabuhan Sungai Pakning, Selasa (4/11). Begitu tiba di Riau, Greenpeace langsung melakukan pemetaan kondisi lahan gambut di Semenanjung Kampar. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008