Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dijadikan percontohan manajemen Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi (JKK) program keluarga berencana (KB) dunia sehingga salah satu pusat pelatihan bagi pelatih JKK oleh badan PBB bidang kependudukan (UNFPA). Sekretaris Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sudibyo Alimoeso mengemukakan hal itu usai membuka pelatihan bagi pelatih program JKK KB dari 10 negara dari Asia dan Pasifik, di Jakarta, Senin. Sudibyo mengatakan, Indonesia sejak 1971 telah melaksanakan program KB dengan menyediakan seluruh kebutuhan alat kontrasepsi (alkon) bagi peserta KB dari pemerintah pusat yang terbukti mampu menurun total kesuburan wanita (TFT - Total Fertility Rate) dari 5,6 anak pada 1971 menjadi 2,6 anak pada 2002 hingga saat ini. Namun, sejak pemberlakuan otonomi daerah bidang KB kepada pemkab/pemkot pada tahun 2004, maka ketersediaan alkon menjadi tanggung jawab pemkab/pemkot untuk memenuhi alkon bagi penduduknya. Jumlah pasangan usia subur (PUS) di Indonesia mencapai 50 juta orang, 27 juta PUS diantaranya menggunakan alkon KB dan setiap tahun terdapat 7 juta PUS baru yang membutuhkan alkon, seperti pil, suntik, spiral, kondom dan susuk (implan). "Dari 27 juta PUS dan 7 juta PUS baru setiap tahunnya, hampir 30 persennya dari PUS keluarga miskin yang harus diberikan alkon secara gratis agar keangsungan ber-KB tetap berjalan," katanya didampingi Deputi bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Kasmiyati. Karena itu, mulai 2004, pemerintah meminta pemkab/pemkot se-Indonesia membentuk JKK yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, seperti LSM, swasta, tokoh masyarakat agar terjamin ketersediaan alkon KB bagi penduduk miskin. Sudibyo memberikan contoh, Pemkab Ende di NTT, Pemkab Boyolali di Jateng, Pemkab Malang di Jatim telah membentuk JKK guna menjamin keterseiaan alkon KB dan jenis alkon yang dibutuhkan serta sistem penyimpanan di gudang agar tetap steril dan tak kaduluwarsa. Kendati demikian, katanya, BKKBN memberikan bantuan pengadaan alkon bagi penduduk miskin melalui pemkab/pemkot dan melaksanakan program KB untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta keluarga berkualitas sesuai tujuan pembangunan milenium (MDGs). Pelatihan bagi pelatih JKK yang berlangsung hingga 22 November 2008 di Jakarta dan Bandung itu diikuti 25 peserta dari 10 negara, yakni Indonesia, Mongolia, Afghanistan, Butan, India, Iran, Myanmar, Pakistan, Fiji dan Papua New Guinea.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008